OJK Ungkap Penyebab Kredit Macet Pinjol TaniFund hingga iGrow Melonjak

Katadata/Arief Kamaludin
Suasana pameran Indonesia Fintech Festival and Conference 2016, Tangerang, Banten, Selasa, (30/08/2016).
Penulis: Lenny Septiani
5/7/2023, 12.21 WIB

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mengungkapkan alasan kredit macet sejumlah startup teknologi finansial pembiayaan atau fintech lending melonjak. iGrow bahkan dituntut oleh puluhan pemberi pinjaman alias lender.

iGrow tercatat memiliki tingkat keberhasilan pembayaran di bawah 90 hari alias TKB 90 53,44% per pekan lalu (26/6). Itu artinya, kredit macet atau Tingkat Wanprestasi lebih dari 90 hari alias TWP 90 46,66%. 

TWP 90 itu jauh di atas batas yang ditetapkan oleh OJK yakni 5%.

iGrow merupakan startup penyedia layanan investasi dan pinjaman online atau pinjol di bidang pertanian. Berdasarkan laman resmi, fintech lending ini menawarkan margin 12% - 18%. 

Startup itu telah menyalurkan pinjaman Rp 681,8 miliar kepada 238 peminjam sejak awal berdiri pada 2014. Sedangkan outstanding atau kredit yang masih berjalan Rp 310,9 miliar.

Kredit macet TaniFund juga mencapai 63,93% per hari ini (5/7). TKB 90 hanya 36,07%.

TaniFund pun diberi waktu hingga pertengahan tahun ini untuk memenuhi rekomendasi OJK terkait penyelesaian kredit macet.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Lembaga Penjamin dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan, penyebab kredit macet startup pinjol melonjak yakni:

  • Hasil produksi peminjam yang tidak mencapai target
  • Gagal panen pada beberapa proyek
  • Keterlambatan pembayaran dari offtaker

Oleh karena itu, startup pinjaman online atau pinjol diminta untuk terus:

  • Melakukan penagihan kepada peminjam
  • Mengecek dan memantau peminjam
  • Melakukan upaya-upaya hukum terhadap peminjam sebagai bentuk penanganan kredit macet

Selain itu, "kami meminta penyelenggara mengomunikasikan proses penanganan pendanaan yang macet kepada lender secara transparan dan up to date," kata Ogi dalam konferensi pers, Selasa (4/7).

Akhir tahun lalu, Direktur Pengaturan, Perizinan dan Pengawasan Financial Technology OJK Tris Yulianta menjelaskan alasan startup fintech lending TaniFund menghadapi kredit macet yang tinggi.

Hasil kajian sementara pada akhir tahun lalu menunjukkan, rerata peminjam TaniFund adalah petani. “Ada petani yang gagal panen, tapi ada juga monitoring dengan TaniHub yang kurang bagus,” kata Tris di sela-sela acara Fintech di Yogyakarta, pada Desember (12/12/2022).

TaniFund merupakan anak usaha TaniHub Group. Induk usaha ini memiliki layanan e-commerce TaniHub, logistik dan pergudangan TaniSupply, dan fintech lending TaniFund.

OJK pun sudah memanggil pengurus TaniFund. Otoritas juga sudah menempatkan tim di startup pinjaman online ini.

“Jadi, khusus untuk TaniFund, selain pemanggilan, mereka harus membuat action plan. Kami sekarang masuk tim on set,” Tris menambahkan.

Tris menjelaskan, pemeriksaan khusus terhadap TaniFund dilakukan untuk menentukan langkah-langkah terbaik bagi industri, perusahaan, dan pemberi pinjaman alias lender.

OJK Awasi 24 Startup Pinjol

OJK mengawasi 24 startup pinjaman online atau pinjol per awal Juni. Hal ini karena kredit macet di atas 5%.

OJK mencatat, kredit macet startup pinjaman online atau pinjol melonjak dari 2,82% pada April menjadi 3,36% per Mei.

Total outstanding atau utang di startup pinjaman online yang masih berjalan Rp 51,46 triliun per Mei. Jika menghitung kredit macet 3,36% dari total outstanding, maka nilainya Rp 1,73 triliun.

Kredit macet di industri startup teknologi finansial atau fintech lending disebut juga TWP 90 alias tingkat wanprestasi di atas 90 hari.

TWP 90 startup pinjaman online atau pinjol melonjak 19% dibandingkan Mei. Padahal, pertumbuhan nilai pembiayaan yang disalurkan justru menurun. Rinciannya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

 Outstanding pinjamanPertumbuhan (yoy)Kredit macet
Desember 2021Rp 29,88 Triliun95,05%2,29%
Mei 2022Rp 40,17 Triliun84,71%2,28%
Desember 2022Rp 51,12 Triliun71,09%2,78%
April 2023Rp 50,53 Triliun30,64%2,82%
Mei 2023Rp 51,46 Triliun28,11%3,36%

Meski begitu, Anggota Komisioner OJK sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa kredit macet atau TWP 90 startup pinjaman online atau pinjol dalam kondisi cukup baik. Sebab, di bawah batas atas dari OJK yakni 5%.

Namun ia mengakui bahwa TWP 90 3,36% pada Mei merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2020 atau ketika pandemi Covid-19 melanda.

"Pada awal pandemi Covid, mencapai 8,82%. Tapi berjalannya waktu, menurun ke kisaran 2,8% - 3,3%. Saat ini TWP 90 di level 3,36% kami anggap masih cukup baik," kata Ogi dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner OJK Juni, Selasa (4/7).