Penjualan ponsel Huawei diproyeksi turun 20% tahun ini. Penyebabnya, perusahaan teknologi asal Tiongkok itu masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan Amerika Serikat (AS) dan terdampak wabah virus corona.
The Information mengetahui proyeksi penurunan penjualan ponsel itu dari laporan internal perusahaan yang beredar terbatas untuk para pimpinan di divisi consumer electronics pada Januari lalu. Penurunan secara tahunan (year on year/yoy) ini merupakan yang pertama kali.
Pada tahun lalu, penjualan ponsel Huawei mencapai 238,5 juta. Jika benar turun 20%, maka penjualan perangkat handset Huawei sekitar 190 juta tahun ini.
(Baca: Wabah Corona Buat Penjualan iPhone Anjlok 54% di Tiongkok)
Penurunan terbesar diprediksi terjadi di Eropa. Hal ini terjadi karena Huawei tidak bisa bekerja sama dengan perusahaan AS lantaran masuk daftar hitam.
Selain karena sanksi AS, penjualan ponsel Huawei turun karena mewabahnya virus corona. "Virus corona menyebar dengan cepat, ini mengganggu sektor manufaktur dan ritel di Tiongkok," dikutip dari The Information, Jumat (6/3).
Apalagi, berdasarkan data IDC Quarterly Mobile Phone Tracker, Huawei menguasai sekitar 40% pasar ponsel di Negeri Tirai Bambu. Pasar di negara asalnya itu menyumbang lebih dari 60% penjualan Huawei.
(Baca: Google Minta Izin AS untuk Rujuk dengan Huawei)
Karena itu, penjualan ponsel Huawei diperkirakan turun. Penjualannya sebenarnya masih tercatat tumbuh dari 205,3 juta pada 2018 menjadi 238,5 juta tahun lalu.