Pendapatan induk usaha Google, Alphabet pada kuartal II turun 2% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 38,3 miliar. Penurunan ini pertama kalinya terjadi sejak perusahaan berdiri.
Dalam laporan keuangan perusahaan disebutkan bahwa pendapatan turun karena pemasukan dari iklan anjlok. Banyak korporasi yang mengurangi anggaran iklan di tengah pandemi corona.
Pada kuartal II, pendapatan dari iklan di seluruh lini menurun 8% yoy menjadi US$ 29,9 miliar. Padahal, pendapatan pada kuartal sebelumnya naik 13% menjadi US$ 41,2 miliar.
Pada layanan mesin pencarian Google Search misalnya, pendapatan iklan turun hampir 10%. Namun, penjualan iklan di YouTube tercatat tumbuh 6%.
CFO Alphabet Ruth Porat mengatakan, permintaan iklan mulai membaik saat ini. "Kami melihat pengembalian bertahap pada aktivitas pencarian pengguna ke topik yang lebih komersial sepanjang kuartal, diikuti oleh peningkatan pengeluaran oleh pengiklan," kata dia kepada analis, dikutip dari CNN Internasional, akhir pekan lalu (31/7).
Meski begitu, ia mengakui bahwa pandemi virus corona memukul sebagian pengiklan. Oleh karena itu, pendapatan dari iklan kemungkinan belum akan meningkat ke kondisi semula.
CEO Alphabet Sundar Pichai juga sempat mengatakan kepada para investor, bahwa kinerja iklan terkena dampak pandemi. Namun, lini bisnis lain meningkat signifikan seperti Google Search dan YouTube.
Meski begitu, peningkatan pada kedua lini bisnis lain itu tidak menyelamatkan perusahaan dari penurunan pendapatan.
Firma riset pemasaran, eMarketer pun memperkirakan bahwa investasi iklan digital di AS hanya akan meningkat 1,7% dibandingkan tahun lalu. Padahal, sebelum pandemi, banyak analis memprediksi investasi iklan digital tumbuh 17%.
Analis utama eMarketer Nicole Perrin mengatakan, industri terpukul pandemi Covid-19. Dampak dari kondisi ini terhadap bisnis periklanan Google dinilai lebih besar ketimbang platform lain, seperti Facebook dan Amazon.
"Industri perjalanan memiliki porsi pengeluaran yang relatif besar untuk pencarian Google. Ini kategori penting untuk Google," kata Perrin dikutip dari Reuters, akhir Juni lalu (23/6).
Tahun ini, Google diprediksi hanya meraup 29,4% dari pengeluaran iklan digital. Sedangkan Facebook diproyeksikan meraih 23,4% dan Amazon 9,5%.