Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), Google menghapus hampir 2.600 saluran (channel) YouTube terkait Tiongkok. Akun yang dihapus umumnya mengunggah konten spam atau non-politik.
Sebagian kecil lainnya mengunggah konten dengan topik politik. “Langkah ini sebagai bagian dari penyelidikan kami, yang sedang berlangsung, terhadap ‘operasi untuk memengaruhi secara terkoordinasi’ terkait Tiongkok,” kata Google dikutip dari South China Morning Post, kemarin (6/8).
Google menghapus hampir 2.600 akun itu untuk meminimalkan penyebaran konten disinformasi di YouTube. Sebab, sejumlah akun mengunggah video disinformasi yang ditautkan pada platform Twitter.
Temuan itu diketahui oleh perusahaan analisis media sosial, Graphika. Hanya, perusahaan tidak memerinci isi konten disinformasi yang dimaksud.
Namun, CNET melaporkan bahwa beberapa dari akun itu mengunggah tentang demonstrasi anti-rasisme di AS. Konten ini sebagian besar diunggah dalam bahasa mandarin.
Google mencatat ada beragam konten disinformasi yang dibuat oleh ‘oknum’ negara lain sejak pemilihan presiden pada 2016 lalu. Salah satunya, konten buatan Rusia yang beredar di media sosial, yang disebut-sebut bertujuan menipu warga AS.
Sejak saat itu, perusahaan seperti Google dan YouTube rutin melaporkan informasi terkait langkah mereka menangani propaganda di media sosial. Laporan ini termasuk aktivitas dari ‘oknum’ di negara lain.
Google juga menghapus lusinan saluran terkait Rusia dan Iran. Akun-akun itu tampaknya bertujuan memengaruhi kampanye.