Larang Penjualan TikTok, Pemerintah Tiongkok Tak Ingin Terlihat Lemah

123RF.com/Opturadesign
Ilustrasi aplikasi video musik TikTok
Penulis: Happy Fajrian
13/9/2020, 14.32 WIB

Aturan tersebut fokus pada teknologi yang dianggap sensitif sehingga  ekspornya membutuhkan izin dari pemerintah. Beberapa teknologi yang ekspornya tidak membutuhkan izin seperti analisis teks, pengenalan suara, dan saran konten.

Salah satu yang ekspornya dibatasi yaitu teknologi analisis data untuk layanan rekomendasi informasi yang dipersonalisasi. Perlu diketahui, TikTok menggunakan teknologi ini guna memahami minat pengguna dan mengisi umpan (feeds) mereka dengan hal-hal yang akan mereka sukai untuk ditonton.

Jika pemerintah Tiongkok memblokir penjualan TikTok, pemerintah AS kemungkian besar akan benar-benar memberlakukan pembatasan pada aplikasi tersebut.  Apple dan Google pun bakal meghapus TikTok di toko aplikasi mereka secara global.

Adapun Microsoft telah menjadi yang terdepan dalam pembicaraan akuisisi TikTok yang tampaknya akan melibatkan Walmart. Selain itu, Twitter, Netflix hingga Oracle juga dikabarkan sedang dalam tahap pembicaraan dengan perusahaan aplikasi video pendek asal Tiongkok tersebut.

ByteDance dan Oracle menolak mengomentari perubahan aturan tersebut. Hingga saat ini, belum jelas perusahaan yang akan mendapatkan TikTok. Walmart yang berminat mengakuisisi bersama Microsoft kemungkinan besar akan mengubah TikTok menjadi e-commerce bagi pembuat dan pengguna aplikasi.

Beda halnya dengan perusahaan perangkat lunak Oracle. Banyak analisis memprediksi ketertarikannya mengakuisisi TikTok adalah untuk mendapatkan data pengguna tentang interaksi sosial. Dengan begitu, perusahaan dapat mengembangkan bisnis cloud, data, dan periklanannya.

Pemerintah India sebelumnya telah memblokir Tiktok bersama puluhan aplikasi Tiongkok lainnya karena dianggap mengancam keamanan data pengguna.

Halaman: