Cara Xiaomi Kurangi Ketergantungan pada AS dan Atasi Kelangkaan Cip

123RF.com/zixia
Seorang pengunjung memotret model smartphone Xiaomi 9 di pameran Mobile World 2019, di Barcelona, Spanyol pada Februari 2019.
6/4/2021, 10.27 WIB

Semua perusahaan asal Negeri Panda itu telah mengajukan permohonan kerja sama untuk membentuk Komite Teknis Standardisasi Sirkuit Terpadu Nasional. "Mereka akan memperkuat industri semikonduktor Tiongkok," demikian isi informasi resmi yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) dikutip dari Gizchina, Februari lalu (1/2).

Beberapa nama perusahaan tersebut yakni Huawei, HiSilicon, Xiaomi, SMIC, Unichip Microelectronics, Zhanrui Communication, ZTE Microelectronics, China Mobile, China Unicom, ZTE, dan Tencent. 

Mereka akan menempati sekretariat yang diusulkan di China Electronics Standardization Institute. Konsorsium itu bakal berfokus pada penelitian dan perumusan standar pengembangan industri semikonduktor lokal. Tujuannya, meningkatkan standar yang relevan dalam penilaian produk seperti cip. 

Selain itu, bertugas meningkatkan keandalan dan persyaratan keamanan informasi produk cip yang terintegrasi dalam aplikasi. Misalnya, cip dengan internet seluler, komputasi awan (cloud), Internet of Things (IoT) hingga big data.

Upaya Xiaomi dan Beijing itu juga seiring pasokan cip yang terbatas imbas sanksi dari Trump. Sedangkan semikonduktor ini dibutuhkan produsen ponsel pintar hingga otomotif.

Saat menjabat, Trump memasukkan Huawei dan raksasa semikonduktor Tiongkok Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC) ke dalam daftar hitam (blacklist) terkait investasi maupun perdagangan. 

Departemen Pertahanan AS menambahkan sembilan korporasi Tiongkok dalam daftar perusahaan yang dianggap mengancam keamanan, termasuk Xiaomi. Namun, sanksi ini dibatalkan ketika Joe Biden menjabat.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan