Ponsel Vivo Terbakar, Hong Kong Airlines dan Garuda Indonesia Embargo

Twitter/@vivo_indonesia
Ilustrasi tampilan ponsel Vivo seri X50
14/4/2021, 15.31 WIB

Hong Kong Air Cargo dari Hong Kong Airlines mengembargo semua pengiriman ponsel Vivo setelah satu kiriman model Vivo Y20 terbakar di bandara Hong Kong pada 10 April. Garuda Indonesia ikut mengembargo sementara.

“Dengan menyesal kami menginformasikan kepada Anda pembaruan embargo yang akan segera berlaku. Semua kargo (dari agen dan tujuan mana pun) dilarang menerima CargoLink Logistics HK Co Ltd dan Sky Pacific Logistics HK Co Ltd dan/atau co-loader yang diangkut oleh pesawat RH/HX hingga pemberitahuan lebih lanjut,” kata Hong Kong Air Cargo Carrier dalam komunikasi internal tertanggal 11 April, dikutip dari Economic Times, Senin (12/4).

“Juga embargo untuk semua jenis ponsel Vivo,” kata perusahaan.

Ponsel Vivo meledak dan terbakar di bandara Hong Kong pada 10 April (Twitter/@SoloShokeen)

Gizmochina melaporkan, baru Hong Kong Airlines yang melarang pengiriman ponsel Vivo. Beberapa analisis memperkirakan, citra merek Vivo akan terganggu jika maskapai lain turut mengembargo.

“Meskipun di India, Vivo memproduksi ponsel dan membeli komponen, bukan CBU, kami perlu melihat apakah komponen tersebut juga terkena dampak embargo tersebut. Namun, hal itu dapat menurunkan kepercayaan konsumen hingga akar penyebabnya diketahui,” kata founder sekaligus analis utama di firma riset TechArc Faisal Kawoosa.

Ia menilai, Vivo perlu proaktif menjelaskan kepada pemangku kepentingan tentang kebakaran tersebut, termasuk penyebabnya. “Dan memastikan itu tidak ada hubungannya dengan desain produk dan lainnya,” ujar dia.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan