Facebook menambahkan fitur peringatan terkait hoaks pandemi corona di platform media sosialnya. Perusahaan mencatat, ada 40 juta informasi salah seputar virus corona selama bulan lalu.
Konten hoaks tersebut berasal dari 4 ribu artikel yang ditemukan oleh mitra pemeriksa fakta independen. VP Integrity Facebook Guy Rosen mengungkapkan, mayoritas pengguna yang melihat peringatan itu, memilih untuk tidak melihat informasi hoaks.
"Kami juga telah menghapus ratusan ribu informasi salah yang dapat menyebabkan kerusakan fisik," ujar Rosen, dikutip dari blog resmi Facebook, Kamis (17/4).
(Baca: Facebook Beri Data Lokasi Pengguna untuk Penelitian Penyebaran Corona)
Salah satu hoaks yang diblokir yakni memuat informasi bahwa meminum pemutih dapat menyembuhkan Covid-19. Ada juga informasi bohong tentang jaga jarak fisik tidak efektif mencegah penyebaran virus corona.
Bukan hanya kontennya, raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu juga menghapus tanda suka hingga komentar pada konten hoaks tentang Covid-19. Supaya pengguna tidak terpengaruh hoaks, perusahaan memberikan peringatan pada beranda platform.
Selain itu, konten yang diberi tanda hoaks akan ditautkan dengan bantahan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (Baca: Cegah Hoaks, Pesan WhatsApp Cuma Bisa Diteruskan Sekali Mulai Hari Ini)
Untuk menekan penyebaran hoaks, Facebook juga bekerja sama dengan lebih dari 60 organisasi pengecek fakta. Mereka telah meninjau dan menilai konten dalam lebih dari 50 bahasa di seluruh dunia.
"Dalam sebulan terakhir, kami terus mengembangkan program untuk menambah lebih banyak mitra dan bahasa," ujar dia. (Baca: Cek Fakta hingga Blokir, Cara Facebook dan Google Tangkal Hoaks Corona)
Sejak awal Maret, Facebook menambah delapan mitra baru pengecek fakta dan memperluas jangkauan perusahaan ke lebih dari 12 negara anyar. Di antaranya MyGoPen di Taiwan, AFP dan dpa di Belanda, Reuters di Inggris, dan lainnya.
Sebelumnya, Facebook mengumumkan bahwa mereka tidak memungut biaya pemasangan iklan terkait virus corona kepada WHO. Hal ini dalam rangka meminimalkan penyebaran hoaks terkait covid-19.
CEO Facebook Mark Zuckerberg ingin memastikan pengguna tidak mendapat informasi yang salah tentang virus corona. "Kami memberikan WHO sebanyak mungkin iklan gratis yang dibutuhkan untuk memberikan informasi tentang covid-19,” katanya dikutip dari Reuters, bulan lalu (5/3).
(Baca: Hoaks Corona Capai 1.125, Salah Satunya 5.000 Ulama Disuntik Covid-19)
Selain itu, unggahan terkait virus corona akan muncul dalam bentuk pop-up di platform Facebook. Pengguna yang mengeklik pop-up itu bakal dibawa ke situs web WHO ataupun otoritas kesehatan setempat.
Pada Februari lalu, Facebook sudah melarang iklan produk-produk yang menjanjikan penyembuhan atau pencegahan virus corona. Sebab, pemasaran seperti itu dinilai semakin menciptakan kekhawatiran masyarakat.
(Baca: Kominfo Pakai Aplikasi untuk Pantau Pasien Corona Selama 2 Pekan)