Grab Klaim Kucurkan Rp 625,6 Miliar Bantu Pengemudi Terdampak Pandemi

KATADATA | Ajeng Dinar Ulfiana
Ilustrasi, mitra pengemudi Grab memarkirkan motornya di parkiran khusus Grab , Mall FX, Jakarta Selatan (22/11/2018).
Penulis: Desy Setyowati
17/4/2020, 09.35 WIB

Pendapatan pengemudi taksi dan ojek online anjlok hingga 80% akibat pandemi corona. Grab mengaku telah mengeluarkan hampir US$ 40 juta atau sekitar Rp 625,6 miliar untuk meminimalkan dampak pandemi virus corona.

CEO Grab Anthony Tan menjelaskan, volume transaksi (Gross Merchandise Value/GMV) di beberapa negara turun lebih dari 10%. Karena itu, perusahaan menyiapkan beberapa program untuk mendukung mitra pengemudi dan penjual.

Ia mengaku, perusahaan telah menginvestasikan hampir US$ 40 juta untuk bantuan keuangan bagi mitra di seluruh wilayah operasional Grab. "Mereka (mitra) dapat berfokus pada pemulihan daripada khawatir tentang mencari makanan," kata Tan kepada reporter CNBC Internasional Nancy Hungerford, dikutip kemarin (16/4).

(Baca: Beda Cara Gojek dan Grab Tekan Dampak Pandemi Corona Terhadap Mitra)

Untungnya, perusahaan terbantu diversifikasi layanan. Grab memiliki beragam fitur mulai dari antar penumpang seperti GrabBike, GrabCar, dan GrabTaxi, pesan-antar makanan GrabFood, logistiK GrabExpress, serta di bidang retail ada GrabMart dan belanjaan.

Di beberapa negara, layanan pembayaran GrabPay juga tersedia. Selain itu, decacorn asal Singapura ini bekerja sama dengan beberapa perusahaan untuk menyediakan layanan seperti Good Doctor lewat GrabHealth.

Strategi yang dikenal dengan aplikasi super (SuperApps) tersebut membantu perusahaan bertahan di tengah pandemi Covid-19. Tan pun memastikan mitra pengemudi masih memiliki peluang pendapatan.

(Baca: Bantu Mitra Terdampak Corona, Grab Kucurkan Rp 161 M & Gojek Rp 100 M)

Perusahaan penyedia layanan on-demand itu memberikan pendanaan secara langsung kepada merchant GrabFood terpilih. Grab juga akan bermitra dengan pihak ketiga terkait program pemasaran mitra tersebut.

Hal itu dilakukan karena hanya layanan pesan-antar makanan yang masih bisa tumbuh di tengah pandemi corona. “Prioritas utama kami yakni memastikan keselamatan dan keberlangsungan hidup setiap individu yang tergabung dalam platform kami,” kata Group CEO sekaligus Co-Founder Grab Anthony Tan dalam siaran pers.

Perusahaan itu juga akan memperluas layanan GrabMart dan GrabAssistant ke lebih banyak negara dalam beberapa minggu ke depan. Saat ini, GrabMart baru tersedia di Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam dan Thailand.

Rencanannya, layanan itu akan diperluas ke lebih banyak kota dan negara termasuk Filipina, Myanmar dan Kamboja dalam beberapa minggu mendatang. Pengguna dapat menggunakan GrabMart untuk membeli bahan pokok di swalayan, toko serba ada, dan apotek tanpa harus meninggalkan rumah.

(Baca: Pendapatan Pengemudi Taksi dan Ojek Online Anjlok 80% Akibat Corona)

Di Indonesia, pelanggan juga dapat memanfaatkan GrabFresh yang bekerja sama dengan HappyFresh untuk membeli produk segar seperti sayuran, buah, dan daging. Di Malaysia dan Singapura, pengemudi GrabCar juga diperbolehkan menyediakan layanan GrabFood, GrabMart, dan GrabExpress.

Selama beberapa minggu ke depan, layanan concierge on-demand, GrabAssistant akan diperluas ke beberapa kota baru di Filipina, Indonesia dan Thailand. Bahkan, layanan ini akan diluncurkan kembali di Vietnam.

Layanan GrabAssistant berbeda dari GrabMart, di mana pelanggan dapat meminta bantuan mitra pengantaran untuk menangani kebutuhan mendesak atau membeli produk di toko-toko yang tidak terdaftar di GrabMart. Hal ini untuk mendukung kampanye #dirumahaja.

(Baca: Setop Layanan GoMassage Efek Virus Corona, Gojek Beri Kompensasi Mitra)