Perusahaan data dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), Analytic Data Advertising (ADA) mencatat adanya lonjakan penggunaan aplikasi belanja online pemerintah selama penerapan physical distancing untuk mencegah penyebaran pandemi virus Covid-19
Dalam siaran pers, Senin (13/4), ADA mencatat penggunaan aplikasi belanja online melonjak hingga 300% ketika social distancing diterapkan, demi menanggulangi penyebaran virus corona atau Covid-19.
Managing Director ADA Indonesia Kirill Mankovski mengatakan, aplikasi belanja yang banyak digunakan adalah aplikasi yang menjual barang kebutuhan pokok. Selain itu, ADA juga mencatat, lonjakan besar terjadi pada aplikasi yang menjual barang bekas.
Penggunaan aplikasi untuk kedua jenis barang tersebut pada 21-23 Maret 2020 mengalami lonjakan terbesar, yakni lebih dari 400%. Menurutnya, ditutupnya mayoritas pusat perbelanjaan membuat belanja online menjadi pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan selama pandemi Covid-19.
ADA mencatat, kunjungan ke pusat perbelanjaan anjlok akibat Covid-19. Penurunan banyak terjadi sejak 15 Maret 2020, dengan rata-rata penurunan kunjungan di beberapa pusat perbelanjaan berkisar lebih dari 50%, dibandingkan dengan awal 2020.
"Masyarakat Indonesia beralih ke cara-cara baru untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya,” ujar Kiril dalam siaran pers pada Senin(13/4).
(Baca: 11 Aplikasi untuk Berbelanja Bahan Pokok Saat Pandemi Corona)
Kenaikan penggunaan aplikasi belanja juga bisa membuka peluang bagi bisnis lain, seperti perbankan, finansial, dan servis keuangan lainnya. Apalagi, beberapa platform belanja menganjurkan pembeli dan penjual melakukan transaksi secara non tunai (cashless).
Tidak hanya aplikasi belanja, ADA juga mencatat, ada kenaikan penggunaan pada aplikasi produktif untuk bekerja di rumah atau work from home.
Selama Maret 2020, terutama setelah imbauan social distancing diumumkan, penggunaan jenis aplikasi kerja naik hingga lebih dari 400%. Aplikasi untuk keperluan produktif yang paling banyak digunakan adalah screen recorder dan anti-virus.
"Kami melihat, masyarakat Indonesia cepat beradaptasi untuk memenuhi kebutuhannya, dan berusaha untuk tetap produktif," kata Kiril.
Selain penggunaan aplikasi, ADA juga mencatat aktivitas bisnis warga di Jakarta berkurang selama pandemi corona. Dibandingkan dengan akhir Februari 2020 lalu, jumlah orang yang beraktivitas di area Central Business District (CBD) Jakarta berkurang sebanyak 53% hingga pekan ke tiga Maret.
Tidak hanya aktivitas di area bisnis saja yang berkurang, jumlah individu yang melakukan perjalanan ke luar kota seperti Bandung, Yogyakarta, dan Bali pun berkurang saat pandemi Covid-19.
Kunjungan ke Bali, tercatat berkurang sebanyak 33% pada Maret 2020 jika dibandingkan dengan Februari 2020. Sementara, kunjungan ke Bandung dan Yogyakarta masing-masing berkurang 35%.
(Baca: Zoom Diragukan Keamanannya, Ini 8 Aplikasi Lain untuk Rapat Virtual)