Tarif ojek online di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) naik mulai pekan depan. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) berharap, layanan aplikator seperti Gojek dan Grab juga meningkat. Salah satunya kembali memberikan masker kepada konsumen.
Masker kesehatan dinilai menjadi kebutuhan konsumen baik mitra pengemudi maupun penumpang, di tengah mewabahnya virus corona. “Sekarang (masker) tidak ada lagi,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta, Selasa (10/3).
Pemberian masker kesehatan, terutama saat virus corona mewabah merupakan salah satu upaya meningkatkan pelayanan. Sebab, hal ini terkait kenyamanan dan keamanan pengguna.
(Baca: Sah, Tarif Ojek Online Naik Rp 150-Rp 250 per KM Mulai Pekan Depan)
Apalagi, dua pengemudi ojek online di Batam berada di bawah pengawasan dinas kesehatan terkait virus corona. Sebab, keduanya sempat kontak dengan ‘suspect’ penderita covid-19.
Selain itu, penutup kepala dan jas hujan perlu disediakan. "Ini penting karena roda dua angkutan yang tidak safety, tidak layak untuk jadi angkutan umum. Makanya harus dibekali perlindungan konsumen," kata Tulus.
Aplikator juga dinilai perlu memperhatikan keamanan layanan. Berdasarkan data kepolisian, kecelakaan lalu lintas 70% terjadi pada pengendara sepeda motor. Bahkan, sekitar 30 ribu orang meninggal dunia karena kecelakaan sepeda motor per tahun.
Karena itu, menurut dia perlu ada perlindungan kepada konsumen berupa asuransi. "Minimal Jasa Raharja yang itu mandatori Undang-undang," kata Tulus.
(Baca: Kemenhub Keberatan Kerek Tarif Ojek Online jika Layanan Tak Meningkat)
Menanggapi hal itu, Policy and Government Relations Gojek Dyan Shinto Nugroho mengatakan, perusahaan sudah bekerja sama dengan Jasa Raharja. "Masukan dari pemerintah sudah disampaikan ke kami terutama perlindungan konsumen dan asuransi," katanya.
Head of Public Affairs Grab Tri Sukma Anreiano juga berjanji akan meningkatkan layanan, seperti menambah fitur baru. Saat ini, perusahaan menyediakan fitur tombol darurat, VOIP call and number masking, berbagi perjalanan dan layanan pelanggan 24 jam untuk keamanan konsumen.
Peningkatan layanan itu sejalan dengan keputusan Kemenhub menaikkan batas bawah dan atas tarif ojek online di Jabodetabek masing-masing Rp 250 dan Rp 150 per kilometer. Dengan begitu, tarif di wilayah ini berkisar Rp 2.250 hingga Rp 2.650 per kilometer.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi berharap, aplikator meningkatkan layanannya. "Pengguna inginkan ada kenaikan pelayanan dan aspek keamanan. Ini bisa dimasukkan ke aplikasi akan dikembangkan oleh aplikator," ujar Budi.
(Baca: Dulu Bisa Raup Rp 11 Juta/Bulan, Driver Ojol Kini Sulit Dapat Orderan)