Dikabarkan Merger dengan Gojek, Grab Justru Dapat Investasi Rp 11,8 T

grab
(Kiri ke Kanan) Deputy President Group COO & Group CDTO MUFG Hironori Kamezawa, President Grab Ming Maa, Managing Director Head of Digital Transformation Division & Corporate Planning Division MUFG Masakazu Osawa.
Penulis: Desy Setyowati
26/2/2020, 19.06 WIB

Grab dikabarkan tengah berdiskusi dengan Gojek untuk melakukan merger usaha. Namun, decacorn asal Singapura itu justru mendapat pendanaan US$ 850 juta atau sekitar Rp 11,84 triliun, kemarin (25/2).

Pendanaan itu diperoleh dari investor Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc dan TIS Inc. Dana segar itu akan digunakan untuk menyediakan layanan keuangan yang dapat diakses konsumen di Asia Tenggara.

Bank terbesar di Jepang, MUFG akan menginvestasikan US$ 706 juta atau sekitar Rp 9,84 triliun. Sedangkan TIS menanamkan modal US$ 150 juta atau Rp 1,46 triliun.

(Baca: Gojek dan Grab Dikabarkan Bakal Merger, Menteri Kominfo: Makin Semarak)

Presiden Grab Ming Maa mengaku senang dapat bekerja sama dengan MUFG dan TIS, serta mengembangkan produk keuangan di regional. “Dukungan berkelanjutan dari investor terkemuka dunia menunjukkan kepercayaan mereka pada strategi aplikasi super Grab,” kata dia dalam siaran pers, kemarin (25/2).

Menurut dia, investasi itu juga menunjukkan kepercayaan investor terhadap kemampuan Grab membangun bisnis jangka panjang yang berkelanjutan. (Baca: Gojek Luruskan Kabar Rencana Merger dengan Grab)

Di bawah kemitraan dengan MUFG, Grab mengembangkan produk dan layanan keuangan generasi berikutnya berdasarkan wawasan pelanggan. Lalu, Grab dan TIS akan meningkatkan infrastruktur pembayaran digital di Asia Tenggara dan Jepang.

Hal itu bertujuan memungkinkan adopsi pembayaran digital GrabPay yang lebih luas. Grab dan TIS juga akan berkolaborasi dalam mengembangkan teknologi pembayaran yang muncul.

Di Indonesia, Grab justru dikabarkan bakal merger dengan Gojek. Namun, manajemen Gojek membantah kabar tersebut.

(Baca: Bank Terbesar di Jepang Dikabarkan Suntik Dana ke Grab Rp 9,8 Triliun)

Sumber The Information yang mengetahui pembicaraan itu menyampaikan, kesepakatan itu akan menjadi langkah baru terkait konsolidasi pasar pesan-antar makanan dan berbagi tumpangan (ride hailing). Hal ini bertujuan meminimalkan kerugian perusahaan.

“Perusahaan mencoba untuk membendung kerugian yang disebabkan oleh pertarungan mahal untuk merebut pangsa pasar,” demikian dikutip dari The Information, Senin lalu (24/2).

Valuasi Grab disebut-sebut mencapai US$ 14 miliar (Rp 194,6 triliun), sementara Gojek US$ 9 miliar (Rp 125,1 triliun). Jika merger itu benar terjadi, maka akan terbentuk startup dengan valuasi yang cukup tinggi.

(Baca: Gojek dan Grab Tanggapi Keluhan Pengemudi Ojol Sulit Dapat Orderan)