Fitur-fitur Gojek dan Grab untuk Hindari Perampokan hingga Penculikan

Katadata/Pingit Aria
Ilustrasi aplikasi Grab
Penulis: Desy Setyowati
10/2/2020, 18.03 WIB

Baru-baru ini, cerita penumpang perempuan berinisial T yang nyaris diculik pengemudi GrabCar viral di media sosial. Perusahaan penyedia layanan on-demand Gojek dan Grab menyediakan beberapa fitur untuk menghindari tindak kejahatan.

Deputy Director of Public Affairs Grab Indonesia Tirza Reinata Munusamy mengatakan, perusahaan menindak tegas mitra pengemudi yang berusaha membawa kabur penumpang tersebut. “Kami menonaktifkan akun mitra,” kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (10/2).

Tirza menyampaikan, perusahaan sudah menyiapkan beberapa fitur terkait keamanan pengguna. Hal itu tertuang dalam peta jalan (roadmap) Teknologi Keselamatan yang diluncurkan pada Oktober 2018.

Program itu memuat beberapa inisiatif serta fitur keselamatan dan keamanan. Pertama, tombol darurat (emergency button). Kedua, bagikan informasi perjalanan yang memungkinkan orang terdekat atau keluarga mengetahui lokasi pengguna.

Ketiga, laporkan masalah keselamatan, sehingga Grab dapat mengambil tindakan cepat terhadap potensi insiden. (Baca: Grab Nonaktifkan Akun Mitra yang Nyaris Culik Penumpang Perempuan)

Keempat, dapatkan pertolongan darurat. Fitur ini memungkinkan Grab mengirimkan peringatan secara otomatis dalam bentuk SMS berisi detail perjalanan dan lokasi terkini kepada kontak darurat yang didaftarkan pengguna di aplikasi.

Kelima, fitur Free Call (VoIP) yang memungkinkan penumpang dan pengemudi memilih kontak untuk panggilan gratis melalui aplikasi Grab. Keenam, verifikasi wajah pelanggan dan pengemudi melalui swafoto. Hal ini untuk memastikan identitas pengguna.

“Kami memiliki tim yang difokuskan untuk dapat menangani kebutuhan-kebutuhan terkait hal ini (keamanan dan keselamatan pengguna),” kata Tirza.

Ketujuh, menyamarkan nomor telepon pengguna. Terakhir, Grab sempat memasang kamera closed circuit television (CCTV) di beberapa mobil mitra pengemudi GrabCar. “Kamera Grab Siaga akan merekam sisi dalam dan belakang mobil untuk memastikan keamanan perjalanan,” demikian dikutip dalam siaran resmi Grab, Juni 2019.

(Baca: CCTV hingga Tombol Darurat, Cara Grab dan Gojek Jaga Keamanan Konsumen)

Grab menyampaikan, layanan keamanan ini bertujuan untuk mengantisipasi tindak kejahatan yang mungkin dialami konsumennya. Setiap kamera yang terpasang dilengkapi tombol rahasia yang dapat ditekan mitra, ketika dalam kondisi bahaya. Tombol ini terhubung dengan Satgas Keamanan Grab.

Setelah tombol ditekan, kamera akan menyala dan operator bisa memantau dan memastikan kondisi darurat yang dilaporkan adalah benar. Apabila terpantau terjadi hal yang mencurigakan atau membahayakan, operator akan langsung mengirimkan petugas keamanan ke lokasi.

Sama seperti Grab, Gojek menyediakan beberapa fitur keamanan dan keselamatan. Pertama, tombol darurat. Senior Manager Corporate Affairs Gojek Teuku Parvinanda mengatakan, unit darurat Gojek bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi tindak kejahatan.

“Kami menawarkan bantuan menyeluruh mulai dari penelusuran laporan, tindakan medis, pemeriksaan fisik, pemulihan psikis dan trauma hingga pendampingan hukum,” kata Teuku kepada Katadata.co.id.

(Baca: Begini Strategi Grab dan Go-Jek Tingkatkan Keselamatan Berkendara)

Kedua, Gojek menyiapkan ambulans untuk penanganan medis awal. Ketiga, fitur bagikan perjalanan untuk berbagi informasi terkait pesanan layanan kepada kerabat.

Keempat, memperketat proses rekrutmen dan rutin mengedukasi mitra pengemudi. Gojek pun menggandeng mitra untuk memberikan pelatihan, seperti Palang Merah Indonesia, Korlantas Polri, Rifat Drive Labs, serta Hollaback! Jakarta.

Sebelumnya, Rasya melalui akun Twitter @mllerasya bercerita bahwa temannya T hampir diculik pengemudi, setelah memesan GrabCar pada pekan lalu (7/2). Perempuan dengan nama akun Instagram @tiannnwu itu memesan GrabCar pada pukul 14.00 WIB ke kantornya di kawasan Darmawangsa, Jakarta Selatan.

Setelah mengantar teman, ia berencana melanjutkan perjalanan ke ICE BSD, Serpong, Tangerang. Namun, sepanjang perjalanan pengemudi justru mengambil jalan yang berbeda dari tujuan.

Ia lantas menghubungi temannya dan mengirimkan lokasi terkini (share location). T juga menekan tombol darurat di aplikasi Grab, sehingga sopir langsung menurunkannya di pinggir tol.

Tim Grab pun tidak menghentikan panggilan tersebut hingga T berada di tempat yang aman. “Tidak lama setelah itu mereka sigap menawarkan armada lain untuk menjemput dan satgas mau menemani saya lapor ke kepolisian,” kata T.

(Baca: Wajibkan Penumpang Selfie, Grab Klaim Kejahatan Turun 30% di Malaysia)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan