Gojek dan Grab Tanggapi Viral Driver Ojol Tipu dan Lecehkan Konsumen

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Ilustrasi, pengemudi ojek online menunggu penumpang di kawasan Paledang, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/11/2019).
31/12/2019, 17.50 WIB

Belakangan media sosial ramai dengan keluhan pengguna Gojek yang mengalami pelecehan verbal oleh mitra pengemudi ojek onlineDriver juga berupaya menipu pengguna, dengan meminta kode one time password (OTP). Gojek dan Grab merespons persoalan tersebut.

Salah seorang warganet, Judith Lubis bercerita bahwa anak perempuannya mendapat pesan dari mitra pengemudi mengatasnamakan Gojek melalui WhatsApp. Pengemudi tersebut mengaku tidak lagi bekerja, karena di-suspend oleh perusahaan.

Hal itu lantaran anak Judith memesan GoFood, namun pesanannya tidak diantar oleh pengemudi. Namun, mitra tersebut menekan fitur sudah mengantar pesanan.

(Baca: Viral Driver Ojol Korban Order Fiktif Meninggal, Begini Tanggapan Grab)

Putri Judith pun melaporkan mitra pengemudi ke Gojek. Lantas, driver tersebut meminta pengguna menyebutkan kode OTP yang masuk ke ponsel. Alasannya, kode itu dibutuhkan untuk mengaktifkan kembali akunnya.

Dear Gojek, malam ini saya terpaksa berkoordinasi dengan Kepolisian, melaporkan salah satu mitra Anda yang melecehkan putri saya dan memaksa untuk meminta kode OTP,” kata Judith melalui akun Twitter-nya @penguasahati, pada akhir pekan lalu (29/12).

Apalagi, mitra pengemudi menggunakan kata-kata seperti memeluk dan mencium. “Pelaku sangat melecehkan kami dengan mengirimkan voice mail dan kata-kata yang tidak pantas,” kata dia.

Unggahan tersebut mendapat 152 suka dan diunggah ulang (retweet) 643 kali hingga berita ini diturunkan. (Baca: Gojek Tanggapi Maia Estianty yang Tertipu Driver & Saldo GoPay Dikuras)

Gojek mengapresiasi langkah putri Judith yang tidak memberikan kode OTP kepada pelaku. Karena kode tersebut berfungsi untuk melindungi akun pengguna, dan tidak boleh diberikan kepada siapapun termasuk perusahaan.

Senior Manager Corporate Affairs Gojek Alvita Chen mengatakan, perusahaannya sudah menghubungi Judith dan bakal membantu untuk melaporkan pelaku ke Kepolisian.

Alvita menegaskan, perusahaannya sudah menerapkan berbagai untuk meminimalkan penipuan melalui akun Gojek. “Kami menerapkan tiga pilar yakni pencegahan, perlindungan, dan penanganan yang sigap dan responsive,” kata dia kepada Katadata.co.id, hari ini (31/12).

Dari sisi pencegahan, yakni memperketat perekrutan mitra pengemudi dengan meminta berbagai dokumen seperti Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Lalu, rutin menyosialisasikan kode etik Mitra.

(Baca: Ahli IT: Bahaya, Peretas Akun Gojek Maia Estianty Pakai Call Forward)

Kemudian, Gojek menyediakan asuransi guna memberikan perlindungan kepada mitra dan penumpang. Lalu, mengembangkan fitur keamanan berupa tombol darurat dan bagikan perjalanan.

Gojek juga menyediakan unit darurat khusus yang beroperasi 24 jam. "Apabila pelaku baik mitra maupun pelanggan terbukti bersalah, kami akan menonaktifkan akun mereka dan memasukkanya ke daftar hitam sehingga tak bisa lagi masuk ke ekosistem Gojek," katanya.

Hal senada disampaikan oleh Public Relations Assistant Marketing Manager Grab Indonesia Satrya Pinandita. Ia mengatakan, Grab memiliki peta jalan (roadmap) teknologi keselamatan. Di antaranya fitur bagikan informasi perjalanan, laporkan masalah keselamatan, serta dapatkan pertolongan darurat.

Grab juga berfokus mengedukasi pengguna supaya tidak memberikan kode OTP kepada siapapun. "Apabila ada tindakan mencurigakan, pelanggan dapat menghubungi layanan pelanggan Grab melalui aplikasi," ujar Satrya.

(Baca: Ahli IT Prediksi Penipuan Lewat Aplikasi & Malware AI Marak pada 2020)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan