Facebook Kembangkan Aplikasi Khusus Karyawan untuk Kenali Wajah

123RF.com
Ilustrasi facebook.
26/11/2019, 10.48 WIB

Facebook kembali menghadapi persoalan privasi, karena membuat aplikasi khusus karyawan untuk mengenali wajah orang lain. Dengan mengarahkan kamera ponsel ke orang yang dituju, pegawai Facebook bisa mengindentifikasi profilnya.

Mengutip dari Business Insider, Facebook mengembangkan aplikasi itu pada 2015 hingga 2016. Setelah itu pengembangannya dihentikan.

Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu mengakui telah mengembangkan aplikasi pengenalan wajah. Tetapi, mereka membantah aplikasi itu dapat mengidentifikasi setiap pengguna jejaring sosial.

"Sebagai cara untuk belajar tentang teknologi baru, tim kami secara teratur membangun aplikasi untuk digunakan secara internal," kata Juru Bicara Facebook dalam sebuah pernyataan kepada CNET, akhir pekan lalu (23/11).

(Baca: Cegah Peretasan Lewat MP4, Facebook Imbau Pengguna Ubah Versi WhatsApp)

Mereka juga menegaskan bahwa aplikasi itu khusus untuk karyawan Facebook. “Hanya bisa mengenali karyawan dan teman-teman mereka yang telah mengaktifkan pengenalan wajah,” kata dia.

Sebelumnya, Facebook terlibat pelanggaran privasi pada 2018. Konsultan politik Cambridge Analytica mengambil data dari 87 juta pengguna Facebook tanpa persetujuan mereka.

Menyusul skandal itu, Komisi Perdagangan Federal (FTC) mendenda Facebook US$ 5 miliar karena kesalahan privasinya. Menurut FTC, denda tersebut merupakan yang terbesar yang pernah dijatuhkan kepada sebuah perusahaan teknologi atas alasan pelanggaran privasi pengguna.

(Baca: Fitur Pelindung Privasi WhatsApp, Aplikasi Chat Milik Facebook)

Sanksi tersebut diberikan berdasarkan pemungutan suara (voting). Tiga regulator asal Partai Republik setuju dengan vonis tersebut. Namun, dua regulator dari Partai Demokrat tidak menyetujui hukuman itu.

Selain denda, kemungkinan Facebook akan diminta mengubah kebijakan terkait data penggunanya. Hal ini bertujuan agar Facebook bisa melindungi data pribadi pengguna, terutama dari pihak ketiga seperti Cambridge  Analytica.

Namun, FTC belum merinci skema pembatasan pengolahan data pengguna oleh Facebook. Menurut para ahli, pembatasan yang akan dikenakan kepada Facebook kemungkinan tidak akan separah itu, tetapi platform media sosial tersebut harus menerapkan perubahan itu pada operasinya untuk mencegah denda lebih lanjut di masa depan.

(Baca: Facebook Beri Tiga Masukan Dalam RUU Perlindungan Data Pribadi)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan