Riset: 89% UKM RI Kembangkan Bisnis Pakai Facebook hingga Instagram

Katadata
Ilustrasi. Riset Facebook bersama Indef menunjukkan 89% UKM Indonesia menggunakan aplikasi Facebook, Messenger, Instagram, dan WhatsApp untuk mengembangkan bisnisnya.
16/10/2019, 19.27 WIB

Riset Facebook bersama PT PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia dan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyebutkan, 89% Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia menggunakan empat aplikasi besutan Facebook untuk mengembangkan bisnisnya. Keempat aplikasi itu adalah Facebook, Messenger, Instagram, dan WhatsApp.

Public Policy Lead Facebook Indonesia Ruben Hattari mengatakan, Instagram dan Facebook umumnya digunakan untuk memasarkan produk dan menggaet pelanggan. Sedangkan, WhatsApp dan Messenger dimanfaatkan untuk percakapan dengan pelanggan.

"Jadi, intinya dari semua lini bisnis Facebook, tiap aplikasi memiliki peranannya masing-masing, tergantung dari sisi apa pelaku usaha ingin mendorong bisnisnya," kata dia saat konferensi pers Facebook Indonesia Summit di Jakarta, Rabu (10/16). 

Ruben menyatakan, hasil risetnya menunjukkan bahwa keempat platfrom itu juga membantu UKM mengakses peluang baru dalam bisnis. Rinciannya, mengurangi biaya pemasaran (75%), meningkatkan jumlah pelanggan (92%), mengurangi hambatan pertumbuhan (74%), serta efisiensi manajemen staf dan operasional (71%).

(Baca: Facebook Catat 39% Pengguna Akun Bisnisnya adalah Perempuan)

Ia juga menyampaikan bahwa platform-nya membantu UKM memperluas pasar. Berdasarkan riset tersebut. 95% UKM mendapat pesanan dari wilayah yang sama dan 68% mendapat konsumen dari kota baru.

Lalu, 16% UKM menembus pasar internasional lewat platform Facebook. "Hal (keberhasilan) ini tentu seiring dengan tujuan pemerintah dalam mendorong produk-produk Indonesia untuk 'Go International'," kata dia.

Saat ini, WhatsApp Bussiness pun melakukan uji coba fitur katalog di Indonesia, sejak beberapa minggu lalu. Bedanya dengan yang ada di Instagram, yakni dari segi kesederhanaan konten. “Ini bakal dirilis secara global secepatnya," kata Director of Communication WhatsApp Sravanthi Dev.

(Baca: Instagram Klaim 70% Pengguna Akun Bisnisnya Serap Tenaga Kerja)

Fitur katalog pada WhatsApp for Bussiness tidak berfokus untuk menggaet konsumen. Sebab, ketika sudah masuk ke layanan ini pelanggan sudah tahu mau membeli produk apa. Berbeda dengan di Instagram yang fokus menjaring pembeli.

"(Fitur katalog) di WhatsApp Bussiness bakal lebih simpel dari itu (fitur katalog di Instagram). Akan ada experience yang berbeda dari Instagram," ujarnya. Hanya, ia enggan merinci lebih lanjut soal perbedaan fitur dari kedua platfrom media sosial tersebut. 

Saat ini, WhatsApp memiliki 1,5 miliar pengguna secara global. Sedangkan khusus untuk WhatsApp Bussiness ada sekitar 5 juta pengguna di dunia.

Adapun riset ini bertajuk 'Connecting Indonesia" Facebook's Social and Economic Impacts in Indonesia' ini dilakukan pada 27 Juni hingga 6 Agustus 2019 di seluruh provinsi Indonesia. Survei ini melibatkan 1.220 responden individual, serta tiga segmen tambahan di 15 kota yakni 1.033 pelaku bisnis, 565 komunitas, dan 410 pegawai pemerintah. 

(Baca: Mayoritas UKM Pengguna WhatsApp Business Catat Peningkatan Penjualan)

Reporter: Cindy Mutia Annur