PT XL Axiata Tbk (EXCL) dikabarkan membuka peluang untuk menerbitkan Surat Berharga Komersial (SBK) atau commercial paper. Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan jika perusahaan membutuhkan pendanaan jangka pendek, maka ke depan memungkinkan bagi mereka untuk menerbitkan SBK.
Kendati demikian, dia menegaskan bahwa saat ini XL Axiata saat ini lebih menyukai pinjaman jangka menengah atau panjang dengan tenor minimal tiga tahun. Adapun SBK merupakan instrumen pasar uang yang memfasilitasi perusahaan untuk menerbitkan surat utang jangka pendek atau surat utang tanpa jaminan di pasar uang.
"Tujuan SBK adalah lebih kepada pendanaan jangka pendek (short-term funding), agak berbeda dengan kebutuhan perusahaan saat ini. Saat ini kami tidak dalam posisi membutuhkan pendanaan jangka pendek," ujarnya kepada Katadata.co.id, Senin (30/9).
(Baca: XL Enggan Tanggapi Kabar Merger dengan Tri)
Sementara itu, untuk belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini, XL Axiata telah menyiapkan dana sebesar Rp 7,5 triliun. Separuh dari capex tersebut akan digunakan untuk membangun dan meningkatkan kapasitas jaringan.
Bahkan, XL Axiata membangun jaringan simplified transport untuk mendukung fiberisasi seluruh jaringan milik perusahaan untuk meningkatkan kualitas jaringan. “Alokasi anggaran ini kami fokus untuk menggelar serat optik langsung sebagai backbone,” ujar Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini beberapa waktu lalu.
Dari sisi kinerja, pada semester I 2019 perusahaan telekomunikasi ini membukukan laba bersih sebesar Rp 282,3 miliar. Catatan tersebut membaik setelah pada periode yang sama tahun lalu membukukan rugi bersih sebesar Rp 81,7 miliar.
Dalam laporan keuangan perusahaan semester I 2019 (audited) yang dirilis pada Kamis (1/8), raihan laba tersebut salah satunya ditopang oleh naiknya total pendapatan perusahaan sebesar 10,9% menjadi Rp 12,2 triliun dari Rp 11,0 triliun secara tahunan atau year on year (yoy).
(Baca: XL Axiata Target Peningkatan Kualitas Jaringan 5G Capai 70% pada 2020)
“Kenaikan pendapatan XL ini disebabkan oleh tumbuhnya pendapatan dari penjualan data yang melonjak 30,7% menjadi Rp 9,13 triliun dari Rp 6,98 triliun secara yoy,” demikian dikutip dari laporan keuangan perusahaan, Kamis (1/8).
Tri mengatakan, kinerja perusahaan di sisa tahun ini diharapkan masih dapat tercapai sesuai dengan target. "Kami masih terus fokus untuk mengoptimalkan peningkatan pendapatan hingga akhir tahun nanti. Sesuai guideline yang kami informasikan kami berharap tahun ini dapat tumbuh selaras atau lebih tinggi dari industri," pungkasnya.