Sebelumnya, Huawei melaporkan bahwa pada semester lalu pendapatannya secara global naik 23% menjadi 401,3 miliar yuan atau sekitar US$ 58,28 miliar. Pertumbuhan itu lebih cepat dari periode sebelumnya yang sebesar 15% (yoy).
Tercatat, pengiriman smartphone Huawei melonjak 24% menjadi 118 juta unit, karena penjualan yang kuat di Tiongkok. Hal ini dapat mengimbangi penurunan penjualannya secara global.
Saat ini Huawei masih terkena sanksi dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Perusahaan masuk dalam daftar hitam alias blacklist perdagangan sehingga tidak dapat melakukan perdagangan dengan entitas asal negeri Paman Sam tersebut.
Direktur ICT Strategy Huawei Indonesia Mohamad Rosidi mengatakan, posisi Huawei saat ini bersifat independen di tengah kisruh perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Menurut dia, perusahaan sedang fokus pada pengembangan teknologi yang bermanfaat bagi operator dan konsumennya daripada meributkan persoalan politik. "Kami jelas bisa membedakan mana politik dan bisnis," ujar Rosidi.