Mengawali 2019, masyarakat Indonesia sudah dihebohkan dengan isu soal adanya tujuh kontainer berisi surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok, Jakarta. Meski, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari telal membantah isu itu.
Menurut Hasyim, surat suara untuk Pemilihan Umum (Pemilu) saat ini masih dalam proses pencetakan. "Kalau sudah ada yang dicetak, surat suaranya siapa?" kata Hasyim di kantornya, Jakarta, Rabu (2/1) malam. Isu ini mengawali hoaks seputar Pemilu 2019.
Selain soal tujuh kontainer berisi surat suara yang sudah dicoblos, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan 62 hoaks lain seputar Pemilu dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Konten-konten seperti ini diprediksi akan terus beredar hingga menjelang Pemilu.
(Baca: Isu 7 Kontainer Surat Suara Dicoblos, KPU: Belum Ada yang Dicetak)
Kominfo merilis informasi mengenai klarifikasi dan konten yang terindikasi hoaks melalui portal kominfo.go.id dan stophoax.id. “Kementerian Kominfo mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan pengecekan dan penyaringan dulu sebelum menyebarkan informasi yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu.
Ia merinci, temuan hoaks paling banyak terjadi pada Desember 2018, yakni 18 konten. Di antaranya foto Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 2 Prabowo Subianto di dinding kantor para pemimpin luar negeri, Puan Maharani membuka posko logistik saat Reuni 212, pernyataan Nusron Wahid bahwa dirinya siap diludahi bila peserta reuni 212 lebih dari seribu orang, dan masih banyak lagi.
Lalu, ditemukan 13 hoaks seputar Pilpres pada November 2018. Kemudian, 12 konten pada Oktober 2018 dan delapan konten hoaks pada September 2018. Sementara pada Agustus 2018, ditemukan 11 konten hoaks lain terkait.
(Baca: KPU Minta Kepolisian Tangkap Penyebar Isu Surat Suara Dicoblos )