Harga bitcoin menyentuh level US$ 3.415 atau setara Rp 49,93 juta per Selasa (11/12). Mengutip situs coinmarketcap diketahui bahwa nilai ini merosot lebih dari 50% dibandingkan dengan US$ 14.112 pada Januari 2018.

CEO Indodax Oscar Darwaman mengatakan, pergerakan harga mata uang digital seperti bitcoin seluruhnya bergantung kepada mekanisme pasar. "Yang naik, pasti akan koreksi turun. Pasar yang tentukan akan naik lagi atau tidak," ujarnya, di Jakarta, Selasa (11/12).

Para investor perlu jeli membaca pergerakan pasar. Ketika muncul sentimen positif, imbuh Oscar, lazimnya menjadi saat tepat untuk menjual. Sebaliknya, tatkala ada keresahan atau sentimen negatif sehingga harga turun maka sebaiknya membeli.

(Baca juga: Tanpa Kepastian Hukum, Nilai Bitcoin Merosot 50% dari Tahun Lalu

Bitcoin merupakan salah satu mata uang digital menggunakan teknologi blockchain. Menurut Oscar, teknologi yang baru hadir selama sepuluh tahun atau kurang, akan terus mengalami fluktuasi di dalam perkembangannya.

"Bitcoin dan mata uang digital lain-lain itu masih dalam perkembangan sepuluh tahun awal. Teknologi itu kalau baru sepuluh tahun belum bergerak kemana-mana. Tapi, kami yakin tahun-tahun ke depan itu prospektif," ujarnya.

Indonesia Digital Asset Exchange (Indodax) merupakan platform jual beli digital asset yang dipimpin Oscar. Nilai perdagangan di Indodax berkisar Rp 50 miliar per hari. Platform ini memiliki sekitar 1,5 juta anggota.

Indodax memungkinkan jual beli digital asset menggunakan rupiah maupun Bitcoin. Mata uang digital lain yang tersedia di antaranya Ethereum dan Ripple. (Baca juga: Mata Uang Kripto Bakal Diatur Sebagai Aset Digital di Bursa Berjangka

Seluruh mata uang digital yang diperdagangkan berbasis blockchain. Teknologi ini menjalankan pencatatan historis terkait perubahan dalam kepemilikan aset secara desentralisasi.

Oscar menjelaskan, Indodax kini fokus kepada 100 besar token publik blockchain. Meskipun demikian, setiap bulan selalu ada token publik blockchain baru yang terdaftar di Indodax. Inovasi token publik terbilang cepat, dari sekitar 600 token pada 2016 kini berkisar 3.000-an.

"Kami terus menambah token publik blockchain yang bisa didata di Indodax sehingga masyarakat bisa mengakses secara lebih luas. Tapi, kami tetap fokus kepada 100 besar token," kata dia.