Chatib Basri Jadi Penasihat Startup Blockchain Pertanian HARA

HARA
Chatib Basri (tengah), bersama Tom Malik, COO HARA (kiri); Regi Wahyu, CEO HARA (kedua dari kiri); Farina Situmorang, CMO HARA; Alex Jatra, CFO HArA dan Imron Zuhri, CTO HARA, Senin (30/7).
Penulis: Pingit Aria
31/7/2018, 10.05 WIB

“Kami merasa sangat terhormat dapat dibimbing secara langsung oleh Bapak Chatib Basri dalam usaha menciptakan terobosan terbaru melalui teknologi blockchain yang akan memberikan dampak positif bagi sektor pertanian,” ujar CEO HARA, Regi Wahyu.

Mengutip data Bank Dunia, perekonomian Indonesia saat ini termasuk dalam urutan ke 16 dalam kategori perekonomian terbesar di dunia, di mana 33% angkatan kerja bekerja di sektor pangan dan pertanian. Sebanyak 13,95% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berasal dari sektor pangan dan pertanian yang berjumlah US$ 129.6 miliar.

(Baca juga: Vestifarm, Fintech Penyalur Rp 21,3 Miliar Modal Pertanian)

Namun sebagai negara agraris, beragam tantangan juga dihadapi oleh Indonesia, termasuk produktivitas padi dari petani Indonesia yang 14,5% lebih rendah dibanding Vietnam. Ini yang menjadikan biaya produksi menjadi yang termahal se-Asia menurut data dari International Rice Research Institute (IRRI).  

Selain itu, dilansir dari McKinsey Research, rendahnya efisiensi rantai distribusi antar petani ke konsumen juga mengakibatkan petani Indonesia masih harus menghadapi kerugian hingga 20% akibat penurunan kualitas pasca panen. 

Beragam tantangan ini antara lain bersumber dari adanya ketidakmerataan data dan ketidakseragaman informasi terkait dengan kapasitas, pasar dan pembiayaan bagi seluruh pemain di sektor pertanian. “Dalam hal ini berkembangnya teknologi blockchain dapat menjadi solusi bagi tantangan riil yang dihadapi Indonesia dalam sektor ini,” kata Regi.

Halaman:
Reporter: Pingit Aria