SDM Krisis Kemampuan Teknologi, Perusahaan Pelatihan Banjir Permintaan

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Pegawai negeri sipil (PNS) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) di Balai Kota, Jakarta, Senin (3/7).
Penulis: Desy Setyowati
13/7/2018, 08.00 WIB

Dari sektor publik, kementerian/lembaga, serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun mulai gencar memberi pelatihan terkait teknologi. Hanya, Ronny enggan menyebutkan jumlah atau nama instansinya. “Mulai banyak karena ada arahan untuk mengeksplorasi teknologi terkait keamanan, open source, dan big data,” kata dia.

Menurutnya, sebanyak 29 % pegawai merasa kemampuan mereka sudah tidak relevan dengan pekerjaan yang dibutuhkan pada dua hingga tiga tahun ke depan. Namun, banyak perusahaan memilih meningkatkan kemampuan karyawannya ketimbang merekrut pekerja baru.

Sejalan dengan tingginya permintaan itu, Ronny menargetkan pendapatan sebesar Rp 24 miliar tahun ini. Target itu lebih tinggi dibanding realisasi 2017 yang sebesar Rp 14 miliar. Adapun, i3 merupakan anak usaha Computrade Technology International (CTI) Grup, yang bergerak di bidang pelatihan terkait teknologi.

Secara umum, riset Capgemini terhadap 501 perusahaan di dunia menunjukkan bahwa 62 % perbankan mengalami kelangkaan SDM di bidang IT. Lalu 60 % responden di industri barang konsumsi dan retail mengakui adanya kelangkaan itu.

Dalam riset bertajuk 'The Digital Talent Gap: Are Companies Doing Enough? tersebut, 68 % merasa keterampilan terkait keamanan siber sangat dibutuhkan. Lalu 65 % membutuhkan keterampilan cloud computing dan 61 % terkait big data. Adapun riset ini dilakukan pada 2017.

Halaman: