Huawei Tawarkan Teknologi Hemat Listrik Melalui Jaringan Pintar

Katadata | Desy Setyowati
Penulis: Desy Setyowati
12/7/2018, 16.21 WIB

Hanya, untuk mengimplementasikan smart grid perlu pergantian alat meter listrik pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) atau perusahaan lain. Sebab, perlu ada modul komunikasi di setiap alat meter listrik agar sistem smart grid bisa berjalan. Sementara modul komunikasi ini belum memungkinkan dicopot-pasang sehingga alat meter listrik perlu diganti.

Walau demikian, kabel listrik tak perlu diganti. Sebab, smart grid bisa memanfaatkan kabel listrik yang sudah ada. Melalui modul komunikasi tersebut pemerintah atau perusahaan bisa mencatat penggunaan listrik setiap pelanggan hingga gardu.

Pengguna juga bisa mengajukan permohonan untuk menambah daya melalui platform smart grid di masing-masing ponsel pintar, tanpa harus pergi ke kantor PLN ataupun perusahaan penyedia. Pemakaian listrik juga bisa dipantau melalui platform tersebut.

Sejauh ini, wilayah yang sudah menerapkan smart grid baru di Bali mulai Juni 2016. Alhasil, Bali menjadi Kawasan Nasional Energi Bersih (KNEB). (Lihat pula: Libur Lebaran, PLN Terancam Kehilangan Pendapatan Rp 10 Triliun).

Kini, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar berencana menerapkan smart grid di lebih banyak kota. “Kami belum punya smart grid. Sistem sekarang diatur secara manual,” kata dia.

Halaman: