Pembangunan pusat riset ini juga berkaitan dengan kebijakan pemerintah soal Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) piranti lunak sebesar 30%. Airlangga menargetkan, Apple menghasilkan 200 pengembang (developer) setiap tahunnya.
Sementara, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjamin kehadiran akademi Apple ini tidak akan bersaing langsung dengan pengembang lokal. Sebab, perusahaan ini menggunakan basis sistem pengajaran iOS sehingga berbeda segmen dengan pengembang lokal.
(Baca juga: Xiaomi Batasi Untung 5% untuk Penjualan Ponsel Murah)
Ia pun mengapresiasi langkah Apple ini. Apalagi, Apple berjanji mendatangkan mentor ilmu pemrograman dari berbagai belahan dunia. "Mentornya nanti dari berbagai regional Apple, ada yang dari Brasil, Italia, Cupertino dan lainnya,” ujar dia.
Adapun, kelas di Apple Developer ini mencakup Objective-C dan Swift. Swift adalah bahasa pemrograman dari Apple yang diciptakan untuk membuat aplikasi untuk iOS, Apple TV dan Apple Watch. Sedangkan Objective C merupakan bahasa pemrograman berbasis obyek yang dikembangkan berdasarkan bahasa pemrograman C yang memiliki smalltalk-style messaging.