Begini Cara Konsultan Politik Trump Manfaatkan 50 Juta Data Facebook

YouTube
Skandal pencurian data membuat saham Facebook anjlok.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yuliawati
23/3/2018, 21.23 WIB

“Ketika saya mencoba aplikasi yang sangat mirip, kuis itu memberi tahu saya bahwa saya cenderung melajang karena saya menyukai Stevie Wonder,” kata Rob Blackie, seorang pebisnis digital dikutip dari Thetimes.co.uk.

3. Iklan politik Trump lebih efektif

Aplikasi yang dikembangkan Kogan memiliki algoritma yang mengkombinasikan data yang terkumpul dengan sumber lain seperti catatan pemilih sehingga tercipta catatan superior, yang pada mulanya berhasil mengumpulkan data dua juta orang yang berasal dari 11 negara bagian Amerika Serikat.

Data ini memungkinkan mereka mampu menargetkan sekelompok orang yang belum memutuskan siapa yang harus dipilih, tetapi memiliki probabilitas tinggi untuk memilih. Kampanye Trump pun menjadi lebih tepat sasaran terhadap pemilih.

(Baca juga: Mark Zuckerberg Angkat Bicara Soal Kebocoran Data Facebook)

CEO Facebook Mark Zuckerberg telah mengkonfirmasi kebobolan data yang dialami perusahaannya. Zuckerberg mengatakan, Facebook akan mengambil langkah-langkah untuk lebih membatasi akses pengembang ke data pengguna. Facebook juga akan memperkenalkan alat yang akan membantu pengguna mencabut izin aplikasi yang mengakses data mereka. Alat ini akan muncul di bagian atas halaman 'News Feed' pada bulan depan.

"Saya yang memulai Facebook, dan pada akhirnya saya yang bertanggung jawab dengan apa yang terjadi di platform kami. Kami akan belajar dari pengalaman ini untuk menjaga keamanan platform kami dengan lebih baik dan membuat komunitas kami lebih aman bagi semua orang," kata Zuckerberg.

Akibat kasus ini, saham Facebook anjlok 10% dan kehilangan hampir US$ 50 miliar dalam beberapa hari. Selain itu, Facebook juga harus menghadapi seruan boikot yang ramai di media sosial.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati