Temui Dirut BEI, Go-Jek Ingin Pengemudi Jadi Pemilik Saham Saat IPO

Arief Kamaludin|Katadata
Foto replika pendiri dan CEO Go-Jek Indonesia, Nadiem Makarim, di salah satu stand pamer Gojek.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
5/3/2018, 19.34 WIB

Hari ini, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengundang pimpinan Go-Jek Indonesia untuk berdiskusi soal perkembangan pasar modal terkini. Pertemuan itu juga membahas perihal kemudahan bagi perusahaan rintisan (start-up) melantai di BEI.

President Go-Jek Indonesia, Andre Soelistyo mengatakan, BEI mendukung agar start-up teknologi bisa melakukan pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO). Ia pun melihat, BEI sudah menyiapkan berbagai pendekatan untuk mempermudah hal itu.

Andre pun mengapresiasi upaya BEI tersebut, terutama di tengah perkembangan sektor teknologi yang cukup dinamis. “Akan menjadi kebanggaan kami untuk bisa melantai di sini (BEI), sehingga masyarakat Indonesia termasuk mitra pengemudi kami bisa ikut memiliki saham Go-Jek,” kata Andre dalam keterangan pers yang diterima Katadata, Senin (5/3).

Hanya, Andre mengaku belum menentukan waktu yang tepat untuk melakukan IPO di BEI. “Yang pasti, kami sangat serius dalam hal ini,” tutur Andre.

(Baca juga:  Cerita Rudiantara Soal Sulitnya Ajak Unicorn Indonesia Go Public)

Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio berharap, tahun ini semakin banyak start-upyang melantai di bursa. "Jangan tunggu besar baru go public, tapi besarlah karena go public," ujarnya saat acara sosialisasi Start-Up #GoPublic di BEI, Jakarta, Rabu (28/2) lalu.

Adapun Kepala Divisi (Kadiv) Privatisasi Start-up, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dan Foreign Listing BEI Saptono Adi Junarso mengatakan, ada tiga ‘pintu’ untuk mempermudah start-up menjadi perusahaan terbuka atau emiten. Ketiganya adalah dari sisi aktiva berwujud bersih (net tangible assets/NTA), pendapatan, dan kapitalisasi pasar (market capitalization).

Ia menyampaikan, bahwa kajian tersebut sudah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Ke depan, untuk bisa listing kami buka beberapa pintu ini dengan aturan. Semoga tahun ini bisa selesai,” kata Saptono. Ia menambahkan, “harapannya unicorn dan yang lain bisa listing di bursa.” 

Reporter: Desy Setyowati