Chief Executive Officer Tech in Asia Indonesia Hendri Salim menuturkan, startup di Indonesia memang masih terus berkembang. Namun, hingga kuartal kedua 2017 jumlah startup baru yang muncul mengalami penurunan hingga 23% dibanding periode yang sama di 2016.
"Walaupun begitu, jumlahnya mulai menurun dari tahun lalu dengan diikuti makin meningkatnya startup software as service, financial technology (Fintech), education, hingga advertising technology," ujar Hendri yang menyampaikannya dalam pagelaran Tech in Asia Jakarta 2017 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Rabu (1/11).
(Baca: Startup IPO Jadi Bukti Bursa Saham Tak Hanya untuk Perusahaan Besar)
Meskipun demikian, tren startup dinilai masih akan menguat seiring dengan semakin banyaknya minat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan-perusahaan tersebut. Untuk itu, startup yang terbentuk harus bisa menunjukan kinerja dan prospek yang menjanjikan dan memiliki tren yang positif.
Acara Tech in Asia Jakarta 2017 sendiri dihadiri sebanyak 5.000 pengunjung, 100 pembicara, 250 investor, dan 300 exhibitor. Dalam gelaran acara ini, para pelaku startup membagi pengalaman dan pengetahuan untuk mengembangkan bisnisnya.
(Baca: Pemerintah Bantu 40 E-Commerce Lokal Gaet Investor Jepang)
Sementara itu, Chief Operating Officer Tech in Asia Indonesia Putra Setia Utama menuturkan, terdapat beberapa masalah yang menyebabkan banyaknya startup yang berguguran. Salah satu yang utama ketidaksiapan dalam merencanakan startegi untuk meningkatkan pendapatan (revenue).
"Itu sebabnya, kami ingin membantu para startup mengatasi tantangan tersebut dengan menghadirkan Revenue Stage," ujarnya.
Putra mengharapkan, para pegiat startup bisa mulai memiliki perencanaan yang lebih matang dalam menjalankan usahanya sebagai bekal terjun ke industri digital.