Aplikasi Android terbaru dari Facebook, Discover, memungkinkan pengguna menelusuri situs web menggunakan saldo harian dari data gratis yang ditawarkan oleh operator seluler. Namun Discover baru tersedia di negara-negara tertentu.
Facebook Discover merupakan bagian dari inisiatif Free Basic, dan sekarang tersedia di Peru. Saat peluncuran fitur tersebut hanya ada empat operator seluler yang berpartisipasi untuk menawarkan data gratis, yaitu Bitel, Claro, Entel dan Movistar.
Aplikasi ini, seperti dikutip dari Phone Arena, Jumat (8/5), mendukung low-bandwidth ketika menggunakan data gratis. Artinya, jenis data tertentu, seperti video dan audio, tidak diperbolehkan melalui data gratis.
Cara kerjanya, setiap hari, pengguna Facebook Discover akan menerima saldo data gratis dari operator. Pengguna akan diberi tahu setiap kali data gratis tersedia. Mereka dapat memilih untuk melihat jenis konten, seperti video, dengan menggunakan data yang dibeli dari operator seluler.
(Baca: Facebook & Instagram Bakal Gelar Wisuda Virtual bagi Siswa AS)
Agar pengguna dapat menjelajahi internet menggunakan data secara cuma-cuma, semua data gratis dialihkan melalui proxy Discover, dan didekripsi sementara untuk menghapus data yang tidak didukung. Aplikasi ini tidak menyimpan riwayat penjelajahan pengguna. Dan yang lebih penting, tidak perlu memiliki akun Facebook untuk dapat menggunakan Discover.
Sebelumnya, Facebook juga meluncurkan fitur lain yang terkait dengan perkembangan isu atau masalah terkini. Berikut ini di antaranya:
1. Facebook Tambah Peserta Aplikasi Rapat Online untuk Saingi Zoom
Selama pandemi corona, transaksi Zoom sebagai ruang maya untuk melakukan konferensi jarak jauh melonjak. Karena itu, Facebook pun menambah jumlah peserta di aplikasi rapat online. Facebook merilis fitur baru yang memungkinkan pengguna melakukan obrolan video melalui Messenger. Fitur ini dapat menampung hingga 50 orang dalam satu obrolan video.
Bahkan, pengguna bisa mengundang teman yang tidak memiliki akun Facebook untuk bergabung. Caranya, hanya dengan membagikan tauran obrolan kepada teman. Perusahaan milik Mark Zuckerberg itu berencana menambahkan fitur serupa pada Instagram Direct dan WhatsApp.
(Baca: Saingi Zoom, Telkomsel Perkuat Keamanan Platform Rapat Online CloudX)
Atas fitur ini, pengguna sempat mempertanyakan perihal keamanan data jika menggunakan layanan tersebut. Apalagi Facebook pernah terlibat skandal kebocoran data Cambridge Analytica. Hal yang sama meragukan atas keamanan Zoom seiring beberapa kasus Zoom Bombing atau orang asing ikut dalam rapat online.
2. Data Lokasi Pengguna Facebook untuk Penelitian Penyebaran Corona
Facebook memberikan data lokasi penggunanya kepada 150 organisiasi peneliti dan organisasi nirlaba sebagai bahan penelitian mengenai prediksi penyebaran virus corona. Namun Facebook menegaskan bahwa data informasi lokasi yang dibagikan sudah teranonimkan dan teragregasi.
Facebook juga menambahkan poin data baru bagi para peneliti, termasuk informasi tentang apakah orang-orang tinggal di rumah. “Yang merinci probabilitas bahwa orang-orang di satu daerah akan berhubungan dengan orang-orang di tempat lain,” ujar Facebook Selasa (7/4).
(Baca: Facebook Bakal Integrasikan WhatsApp dan Messenger untuk Rapat Online)
Facebook juga bakal menempatkan unggahan pengguna di halaman teratas di Amerika Serikat (AS) untuk mengarahkan mereka ke survei Universitas Carnegie Mellon. Melalui survei itu, pengguna akan diminta untuk melaporkan sendiri kemungkinan gejala Covid-19.
3. Fitur Facebook untuk Minta Bantuan Tetangga Saat Pandemi Corona
Facebook meluncurkan fitur ‘Bantuan Komunitas’ yang memungkinkan pengguna menawarkan atau meminta bantuan tetangga selama pandemi corona. Fitur ini diluncurkan di Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Australia, dan Kanada. Setelah itu ‘Bantuan Komunitas’ akan dikembangkan di lebih banyak negara.
Kepala Aplikasi Facebook Fidji Simo mengatakan, total jumlah pengguna Facebook sudah mencapai lebih dari dua miliar orang. Dengan fitur baru itu memungkinkan pengguna menemukan apa yang mereka butuhkan dalam komunitas selama pandemi.
Peluncuran fitur baru itu berdasarkan pengalaman pengguna menggunakan platform. Ada banyak orang menawarkan atau meminta bantuan ke tetangga selama pandemi corona, khususnya di AS.
Fitur bantuan milik Facebook itu disebut-sebut mirip Nextdoor, jejaring sosial untuk komunitas dan lingkungan setempat. Pengguna Nextdoor menggunakan platform untuk berbagi informasi terkini mengenai virus corona di sekitarnya dengan mengambil persediaan medis untuk orang lain, dan memperdagangkan barang-barang seperti kertas toilet dan pembersih tangan.
4. Fitur Facebook untuk Cek Fakta dan Blokir Hoaks Virus Corona
Pertengahan Maret lalu, raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini menyiapkan tiga strategi untuk meminimalkan penyebaran hoaks virus corona. Dua di antaranya fitur cek fakta dan memblokir konten yang memuat kabar bohong.
(Baca: Ada 645 Isu Hoaks Corona, Salah Satunya Kiai di Banten Disuntik Corona)
Facebook bekerja sama dengan pihak ketiga seperti media lokal untuk mengecek fakta. “Mereka menandai konten yang misinformasi dan yang muncul mengenai covid-19,” kata Public Policy Lead Facebook Indonesia Ruben Hattari.
Perusahaan digital ini akan menurunkan distribusi hingga 80 % konten terkait virus corona yang terbukti hoaks. Dengan begitu, pengguna sulit menemukan konten tersebut. Kalaupun ada yang menemukan hoaks, konten sudah ditandai. Strategi kedua, perusahaan menghapus konten bermuatan hoaks virus corona.