Bisa Angkut Penumpang, Pendapatan Pengemudi Ojek Online Naik 30%

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi, pengemudi ojek online menangkut penumpang di Shelter Kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2020).
18/6/2020, 07.40 WIB

Pengemudi ojek online seperti mitra Gojek dan Grab di beberapa daerah seperti DKI Jakarta dan Surabaya sudah bisa mengangkut penumpang saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) pun mencatat, pendapatan anggotanya meningkat 30%, khususnya di ibu kota.

Pada hari pertama bisa mengangkut penumpang di DKI Jakarta, permintaan meningkat 5%. Setelah seminggu lebih, order ojek online pun meningkat walau belum signifikan.

Ketua Presidium Garda Igun Wicaksono menilai, kenaikan permintaan belum optimal lantaran masih banyak masyarakat yang khawatir tertular virus corona. Selain itu, masih banyak pekerja dan pelajar yang bekerja dan belajar dari rumah.

(Baca: Strategi Grab Jaga Pendapatan Mitra Pengemudi di Tengah Pandemi Corona)

"Peningkatan belum signifikan, seperti normal (sebelum ada pandemi," kata Igun kepada Katadata.co.id, Rabu (17/6). “Sektor pendidikan kan belum aktif. Penumpang kami banyak yang dari sektor ini.”

Kendati begitu, Garda berfokus menerapkan protokol kesehatan agar layanan ojek online tak menjadi klaster baru penularan virus penyebab Covid-19. Oleh karena itu, asosiasi akan membagikan 400 partisi bagi driver ojek online pada 27 Juni nanti.

“Akan disebar di lima wilayah, hanya di DKI Jakarta," kata Igun. (Baca: Mulai Angkut Penumpang, Tak Semua Driver Ojol Taat Protokol Kesehatan)

Sedangkan Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengaku belum bisa memperkirakan peningkatan transaksi layanan ojek online, setelah bisa mengangkut penumpang. "Situasi berkembang dengan cepat dan kami masih belum bisa memprediksi," ujar dia.

Meski begitu, pendapatan mitra pengemudi untuk layanan pesan-antar makanan atau GrabFood meningkat selama pandemi. “Ini telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi sebagian besar masyarakat," ujar Neneng. 

Sama halnya dengan Garda, Grab pun berfokus memastikan mitranya menerapkan protokol kesehatan melalui program GrabProtect. Di antaranya mewajibkan pengemudi berswafoto menggunakan masker, menyemprotkan disinfektan pada kendaraan, dan rajin mencuci tangan.

Grab juga memberikan 8.000 partisi kepada mitra pengemudi secara bertahap ke seluruh wilayah Indonesia. (Baca: Ojol Beroperasi Lagi, Gojek & Grab Terapkan Protokol Kesehatan Ketat)

Sedangkan Chief of Public Policy and Government Relations Gojek Shinto Nugroho mengatakan, perusahaan berupaya menghadirkan layanan transportasi yang mengedepankan aspek kesehatan selama masa PSBB transisi. "Kami sepakat dengan pemerintah bahwa bagaimana pun keamanan, kesehatan  dan kebersihan harus tetap menjadi perhatian utama," ujar dia.

Decacorn Tanah Air itu juga membagikan ratusan partisi gratis kepada mitra pengemudi ojek online sebagai tahap uji coba. Jika sekat terbukti aman dan efektif, maka Gojek akan membagikan sekat tanpa dipungut biaya bagi seluruh mitra GoRide.

Penggunaan partisi merupakan salah satu yang diimbau oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). “Ini agar tingkat kepercayaan masyarakat menggunakan layanan ini meningkat kembali," ujar Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi.

(Baca: Pengemudi Ojol Diimbau Tak Asal Semprot Disinfektan ke Kendaraan)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan