Gojek Beri 8 Jenis Pesangon Bagi 430 Karyawan yang Kena PHK

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
IlustrasI Gojek di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan.
Penulis: Desy Setyowati
23/6/2020, 22.58 WIB

Perusahaan penyedia layanan on-demand Gojek mengumumkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 430 pegawai atau sekitar 9% dari total karyawan. Mereka akan mendapat delapan manfaat, termasuk pesangon.

Sebagian besar pegawai yang dipecat merupakan staf GoLife dan GoFood Festival. Kedua layanan ini juga akan ditutup oleh Gojek.

Keputusan itu diambil berdasarkan evaluasi atas situasi makro ekonomi dan perubahan perilaku masyarakat imbas pandemi corona. “Perjalanan ini menjadi semakin sulit,” kata Co-CEO Gojek Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi dalam pernyataan resmi, Selasa (23/6).

“Kepada kalian yang harus meninggalkan Gojek, tolong diketahui bahwa ini merupakan kesalahan kami berdua, saya dan Andre, bukan kalian. Kami memohon maaf kali ini telah mengecewakan kalian,” ujar Kevin.

(Baca: Gojek PHK 430 Pegawai di Divisi GoLife dan GoFood Festival)

Manfaat pertama yang akan didapat pekerja yang dipecat yakni pesangon minimum gaji sebulan. Selain itu, ada tambahan setara empat pekan gaji untuk setiap tahun yang dihitung lamanya bekerja.

Kedua, pembayaran gaji selama periode pemberitahuan. Perusahaan juga tidak mewajibkan pegawai yang di-PHK untuk bekerja selama periode ini. Harapannya, karyawan itu bisa berfokus memikirkan rencana ke depan.

Ketiga, equity arrangement atau masa tunggu (annual cliff) bagi karyawan yang memiliki hak kepemilikan saham akan dihapus. Dengan begitu, pegawai yang dipecat tetap memiliki saham Gojek.

(Baca: Fokus pada 3 Bisnis Inti, Gojek Akan Setop GoLife dan GoFood Festival)

Keempat, pembayaran cuti tahunan yang tidak digunakan, termasuk cuti melahirkan. Kelima, perpanjangan asuransi kesehatan hingga 31 Desember. Keenam, perlengkapan seperti laptop untuk membantu pegawai mencari peluang lain.

Ketujuh, perpanjangan program bantuan karyawan seperti layanan kesehatan mental, finansial, dan konsultasi lainnya selama tiga bulan ke depan. Ini untuk membantu pegawai dari sisi emosional dan psikologis.

Terakhir, program outplacement untuk membantu mereka mencari pekerjaan baru. (Baca: Pecat 360 Pegawai, Bos Grab Janji Tak Ada PHK Lagi Tahun Ini)

Co-CEO Gojek Andre Soelistyo menambahkan, perusahaan sudah melakukan berbagai langkah untuk mengoptimalkan bisnis. "Namun kami sangat naif karena berpikir bahwa pertumbuhan akan terus terjadi. Kami tidak cukup mengantisipasi adanya penurunan yang tidak dapat dihindari seperti pandemi, dan sekarang kami membayar untuk itu," katanya.

Ia pun menyesalkan adanya PHK ini. "Kami tahu bahwa apapun yang kami lakukan mungkin tidak cukup untuk mengurangi kekecewaan kalian, namun kami berupaya yang terbaik untuk dapat mendukung kalian. Kami berharap kalian dapat terus mengenang masa-masa kalian selama di Gojek," katanya.

(Baca: Tren PHK di Startup Diprediksi Masih Berlanjut di Masa Normal Baru)