Tren PHK di Startup Diprediksi Masih Berlanjut di Masa Normal Baru

Fahmi Ahmad Burhan
17 Juni 2020, 14:44
Tren PHK di Startup Diprediksi Masih Terjadi meski Masuk Normal Baru
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Ilustrasi, pekerja berjalan di trotoar Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (8/4/2020).

Beberapa startup seperti Grab, OYO, dan iFlix melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karena bisnis terpukul pandemi corona. Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) dan Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) memperkirakan, PHK masih akan terjadi meski memasuki fase normal baru (new normal).

Kepala Bidang Konten dan Komunikasi Internal idEA Vriana Indriasari mengatakan, normal baru belum menandakan berakhirnya dampak pandemi pandemi virus corona. Normal baru hanya salah satu cara pemerintah untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia dari dampak pandemi Covid-19.

Pemulihan bisnis dari penerapan normal baru dinilai bersifat sementara. “Maka, kemungkinan PHK masih sangat bisa terjadi," kata Indri kepada Katadata.co.id, Rabu (17/6).

(Baca: Jurus Efisiensi Startup di Masa Pandemi: Pangkas Gaji hingga Karyawan)

Ia berharap pelaku startup tak lengah, meski memasuki fase normal baru. Perusahaan rintisan harus memikirkan strategi agar dapat tumbuh berkelanjutan di tengah pandemi.

"Harus beradaptasi dengan perkembangan yang ada. Harus aware dengan setiap bentuk normal baru yang dilakukan masyarakat sebagai konsumennya," ujar Indri.

Inovasi akan membantu perusahaan rintisan bertahan di tengah pandemi. "Penyesuaian dan inovasi jelas jadi landasan keberhasilan agar bisnis bisa bertahan, atau bahkan kembali on the track seperti sebelum pandemi," katanya.

Sedangkan Ketua Amvesindo Jefri R Sirait menilai, PHK merupakan salah satu kebijakan setiap perusahaan untuk menjaga keberlangsungan bisnisnya. "Situasi ini menjadi sharing pain. Kondisi ini akan sangat tergantung pada upaya perusahaan," kata dia.

(Baca: Akrobat Startup Bertahan Hidup dari Terjangan Pandemi)

Senada dengan Indri, ia mengingat startup untuk tidak lengah dan tetap menerapkan manajemen krisis. Pelaku usaha harus menentukan strategi untuk saat ini dan masa depan. Sebab, potensi PHK belum bisa hilang.

Ia sempat mengatakan, bahwa startup di sektor pendidikan, kesehatan, teknologi finansial (fintech), dan logistik menkadi sektor yang diincar investor saat normal baru. "Perubahan perilaku yang terjadi, membuat terobosan startup terus berinovasi untuk menjawab respons atas kebijakan social distancing," ujar Jefri.

Ketua idEA Ignatius Untung juga sempat menyatakan, pemangkasan gaji hingga PHK bukan hanya berpotensi dilakukan oleh startup, tapi juga perusahaan pada umumnya, yang tertekan pendapatannya akibat dampak corona. Selain itu, biaya pemasaran pasti dipangkas untuk mendorong efisiensi.

"Komponen terbesar (bagi) sebagian besar startup yakni man power dan pemasaran," kata dia pada April lalu. "Walaupun rumitnya, pemasaran ada korelasinya dengan pertumbuhan."

(Baca: Pecat 360 Pegawai, Bos Grab Janji Tak Ada PHK Lagi Tahun Ini)

Startup skala decacorn, Grab juga melakukan PHK terhadap 360 karyawan atau 5% kurang dari total pegawainya, kemarin. Co-Founder sekaligus CEO Grab Anthony Tan berjanji tak akan memecat pekerja lagi hingga akhir tahun ini.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...