Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics menunjukkan, bahwa para mitra Grab lebih mudah mendapatkan pinjaman setelah bergabung. Mereka juga menjadi rutin menabung pasca-bermitra dengan decacorn asal Singapura ini.
Mitra yang dimaksud yakni GrabBike, GrabCar, dan merchant GrabFood. “Alasannya, karena para penyedia jasa keuangan lebih memercayai mereka,” kata Ekonom Tenggara Strategics Stella Kusumawardhani saat konferensi pers secara virtual, Kamis (25/6).
Survei itu dilakukan terhadap 5.008 responden di 12 kota selama Oktober hingga Desember 2019 pada empat lini bisnis yakni GrabBike, GrabCar, GrabFood, dan GrabKios. Kota yang disurvei yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, Palembbang, Bandar Lampung, Yogyakarta, Semarang, Denpasar, Manado, dan Balikpapan.
CSIS menyurvei secara tatap muka. Penarikan sampelnya menggunakan metode pengacakan sistematis (systematic random sampling) dan kontrol kualitas call-back terhadap 50% responden.
(Baca: Riset CSIS: Grab Sumbang Rp 77,4 Triliun untuk Ekonomi Indonesia 2019)
Hasilnya, 18% dari mitra GrabBike dan 12% mitra GrabCar membuka rekening tabungan pertama mereka, setelah bergabung dengan Grab. Sebelumnya, mereka tak memiliki rekening tabungan.
Alhasil, mereka menjadi lebih 'melek' terhadap penggunaan layanan finansial. Sebanyak 46% mitra GrabBike, 34% mitra GrabCar, dan 50% mitra GrabFood mengaku dapat meminjam uang dengan lebih mudah ke bank maupun fintech lending, setelah bergabung dengan Grab.
Sebanyak 11% mitra GrabBike, 10% mitra GrabCar, dan 6% mitra GrabFood difasilitasi pinjamannya oleh Grab. “Ini memberi mereka kesempatan untuk mengajukan pinjaman agar dapat mengembangkan bisnisnya atau berinvestasi pada motor atau mobil baru," ujar Stella.
Sebanyak 57% mitra GrabBike mendapatkan pinjaman dengan angsuran rata-rata Rp 1 juta per bulan. Mayoritas pinjaman digunakan untuk membuka usaha atau membayar cicilan motor.
(Baca: Setelah PHK Karyawan, Gojek dan Grab Fokus Pada 3 Layanan Ini)
Sedangkan, 79% mitra GrabCar mendapatkan pinjaman dengan angsuran rata-rata Rp 2,2 juta per bulan. Jumlah angsuran ini lebih besar daripada GrabBike, karena mayoritas untuk membayar cicilan mobil.
Selain akses pinjaman, para mitra GrabBike dan GrabCar menjadi sering menabung di bank. Sebanyak 75% mitra GrabBike menabung secara rutin rerata Rp 890 ribu, sementara 69% mitra GrabCar rata-rata Rp 1,4 juta per bulan.
"Jadi, kesempatan pemasukan yang ditawarkan Grab telah memungkinkan lebih banyak mitra untuk menabung secara rutin," ujar dia. (Baca: Pecat 360 Pegawai, Bos Grab Janji Tak Ada PHK Lagi Tahun Ini)
Pada layanan GrabKios, para mitra turut membantu pelanggan di sekitarnya untuk mengakses layanan finansial. Misalnya, dengan menyediakan pembayaran tagihan listrik, air hingga transfer uang ke keluarga atau keperluan lain.
Riset mencatat, 51% mitra GrabKios melayani pelanggan tiap minggunya untuk membayar tagihan. Lalu 20% transfer uang. "Secara tidak langsung, mereka (mitra GrabKios) pun menjadi agen yang membantu keperluan pelanggan dalam akses keuangan," ujar Stella.
(Baca: CSIS: Grab Berkontribusi Rp 49 Triliun Terhadap Ekonomi Indonesia 2018)