East Ventures mengumumkan penutupan pertama dari penggalangan dana terbarunya, yang ditarget US$ 88 juta atau sekitar Rp 1,25 triliun. Fokus investasi ini memberikan dukungan pendanaan kepada perusahaan yang muncul atau berkembang saat normal baru (new normal).
Institusi finansial global dan regional pun bergabung sebagai investor dalam pendanaan terbaru itu. “Posisi East Ventures di Asia Tenggara sangat strategis untuk mendampingi entrepreneur menggali potensi terbaiknya,” kata CEO Pavilion Capital Tow Heng Tan dalam siaran pers, kemarin (25/6).
Hal senada disampaikan oleh Partner of Adams Street Partners Sunil Mishra. “Rekam jejak, reputasi di pasar, serta kemampuan mereka dalam bekerja sama dan menuntun founder muda sangat mengesankan,” katanya.
Co-founder sekaligus Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan, pandemi corona memberikan kesempatan bagi generasi wirausaha baru, untuk memikirkan permasalahan anyar. “Dan mencari solusi yang efisien memanfaatkan teknologi,” ujar dia.
(Baca: Bisa Pantau Corona, Startup Bonza Dapat Pendanaan dari East Ventures)
Willson menilai, situasai saat ini justru membuktikan hipotesis utama East Ventures, yaitu founder yang hebat selalu menemukan jalan untuk mengembangkan perusahaan, bahkan saatkrisis. “Entrepreneur hebat tak akan lekang oleh waktu,” kata dia.
Ia pun menekankan bahwa dana kelolaan kedelapan East Ventures ini tetap terbuka untuk semua sektor (sector agnostic). Besaran pendanaan sengaja dipertahankan di bawah US$ 100 juta untuk menjaga fokus pada perusahaan tahap awal.
Selain itu, East Ventures memiliki tujuan utama menjadi kelas aset terbaik bagi investornya (limited partner). Besaran pendanaan itu dinilai mempercepat perusahaan untuk mencapai target ini.
(Baca: Raih Pendanaan dari East Ventures, BukuWarung Berencana Perluas Pasar)
Willson juga menilai, East Ventures mengambil tindakan cepat untuk bekerja bersama para founder dalam mencari cara melalui krisis pandemi Covid-19. Ia menyadari bahwa mayoritas CEO perusahaan di portofolio perusahaan belum pernah melalui krisis.
Oleh karena itu, East Ventures segera menganalisis performa bisnis dengan founder dan CEO dari perusahaan-perusahaan yang menjadi portofolio. Tujuannya bukan menentukan langkah detail yang harus diambil, tetapi untuk memahami dampak krisis terhadap tiap perusahaan.
“Berbekal pengetahuan tersebut, kami bisa bekerja bersama para founder dan manajemen tiap perusahaan, kasus per kasus, untuk mencari strategi yang realistis,” katanya. (Baca: 24 Startup Indonesia Dapat Pendanaan meski Ada Pandemi Corona)
East Ventures menyarankan perusahaan di portofolionya untuk menghemat kas. Lalu, hanya mengubah bisnis inti jika benar-benar dibutuhkan.
Selain itu, mempertimbangkan dengan masak sebelum melakukan pivot. Yang paling utama, tegas dalam mengambil keputusan. “Lewat ini, kami ingin menunjukkan pentingnya wartime leadership,” ujar Willson.
Dalam hal pendanaan, East Ventures percaya dengan adanya flywheel effect atau roda gila. Ini adalah bagian berbentuk roda di dalam mesin yang berfungsi untuk mengonservasi energi. Konsep yang sama diterapkan oleh East Ventures dalam berinvestasi.
(Baca: East Ventures Investasi di Startup Riset Mikrobioma, Nusantics)
East Ventures bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk perusahaan lokal, family offices, startup tahap awal dan tumbuh lebih lanjut untuk membangun flywheel tanpa friksi. Kolaborasi ini melahirkan siklus lengkap di ekosistem startup mulai dari investasi tahap awal, menemukan product market fit, value creation dan scaling. Lalu, diakhiri dengan exit dan reinvestasi.
Hasil dari kolaborasi tersebut yakni ekonomi internet Indonesia yang tumbuh dengan pesat. Juga perkembangan dari industri berbasis e-commerce menjadi ekosistem lintas industri, yang menyediakan beragam layanan untuk kebutuhan sehari-hari.
Sedangkan, menurutnya modal ventura masih menjadi kelas aset yang relatif baru bagi investor di Asia Tenggara. Meski begitu, East Ventures memiliki rekam jejak yang kuat berkat. Beberapa exit yang melibatkan perusahaan yakni akuisisi Kudo oleh Grab pada 2017, serta akuisisi Loket dan Moka POS oleh Gojek.
(Baca: East Ventures Lirik Peluang Investasi pada Proyek Ramah Lingkungan)
Disclaimer: East Ventures adalah salah satu investor Katadata.