Imbas Covid-19, Startup Penjual Produk Segar Kewalahan Layani Pembeli

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Pedagang bertelepon sambil menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020).
Editor: Pingit Aria
29/3/2020, 16.39 WIB

Banyaknya masyarakat yang membatasi aktivitas di luar rumah akibat penularan virus corona membuat beberapa startup penjual produk segar kebanjiran pesanan. Keterbatasan pasokan serta kapasitas loogistik membuat pengiriman lebih lambat.

Startup teknologi pertanian (agritech) TaniHub misalnya, mencatatkan penambahan 20 ribu pengguna dalam beberapa hari terakhir. “Kami memastikan kecukupan komoditas pertanian ini agar kebutuhan masyarakat tetap bisa terpenuhi," kata Vice President of Corporate Services Astri Purnamasari, Minggu (29/3).

Bagaimanapun, laman serta aplikasi Tanihub kini lebih banya diisi oleh bahan pangan olahan, seperti tepung bumbu atau aneka saos. Sedangkan produk segar seperti sayur dan buah-buahan lebih sering kosong. Sebabnya, proses restock memerlukan waktu, sedangkan permintaan melonjak tajam.

(Baca: Retail Offline Tutup Gerai, Marketplace Bahan Pangan Justru Menjamur)

Proses pengiriman pun menjadi lebih lama. Tanihub kini menghapus layanan pengiriman pada hari yang sama karena harus membatasi jumlah pekerja di gudangnya untuk mencegah penularan Covid-19. Saat ini, pengiriman pesanan Tanihub dilakukan dalam 48 jam.

Seperti Tanihub, Sayurbox pun mengalami lonjakan pesanan. Yuliawati, seorang ibu rumah tangga di selatan Jakarta mengeluhkan lamanya pengiriman pesanan Sayurbox. "Saya pesan Sabtu kemarin, baru bisa diantar Senin. Padahal biasanya sehari sampai," katanya.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto, Fahmi Ahmad Burhan