Sediakan Tiga Layanan Digital, Youtap Targetkan Gaet 1 Juta Mitra

ANTARA FOTO/Audy Alwi
Chief Executive Officer (CEO) Youtap Indonesia Herman Suharto menggunakan sensor smartphone, menunjukkan proses perekaman data produk saat peluncuran platform digital Youtap Indonesia, di Jakarta, Selasa (18/2/2020). Youtap Indonesia menawarkan inovasi untuk membantu operasional dan pengembangan bisnis, baik pelaku usaha besar seperti korporasi, maupun merchant kecil UMKM seperti warung dan toko kelontong, meliputi pengelolaan barang, transaksi non tunai, program loyalty dan informasi penjualan.
18/2/2020, 21.41 WIB

Selain itu, sesuai aturan dari Bank Indonesia, untuk transaksi menggunakan sistem pembayaran QR Indonesian Standard (QRIS). Youtap pun membebankan biaya terhadap sebesar 1,7% kepada merchant untuk layanan tersebut.

"Memang monetisasi penting, tapi yang kami kejar bagaimana agar solusi ini bisa diadopsi dan aplikasi banyak dipakai. Kami lebih kejar ke scale up. Download gratis dan dia bisa upgrade," ujar Herman.

Digitalisasi yang diberikan Youtap pada UMKM berupa layanan sistem kasir (Point of Sale/PoS). Youtap juga memberikan layanan digitalisasi dengan pembayaran digital skala cepat. 

Youtap Indonesia bagian dari perusahaan Global Youtap yang sudah berdiri sejak 2007 di Selandia Baru. Saat ini Youtap sudah beroperasi di lima negara termasuk di Indonesia.

Sejak awal, Youtap memang mengincar UMKM, terutama warung kelontong, karena potensinya yang cukup besar di Indonesia. Apalagi UMKM telah menyumbang hampir 60% Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. 

 Startup Tanah Air memang sedang gencar merambah sektor UMKM terutama warung kelontong. Besarnya ceruk di warung kelontong terlihat dari riset Euromonitor International. Pada tahun lalu mayoritas masyarakat Indonesia, India, dan Filipina berbelanja di toko kelontong. Dari total nilai pasar retail sebesar US$ 521 miliar, sebanyak US$ 479,3 miliar atau 92 % di antaranya merupakan transaksi toko kelontong.

(Baca: Dua Acara Startup Skala Asia Ditunda Karena Merebaknya Virus Corona)

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan