Startup Properti Lokal, Travelio Dapat Investasi dari Samsung Ventures

google play store travelio
Ilustrasi, platform travelio.
13/12/2019, 10.30 WIB

Startup properti Indonesia, Travelio mendapat pendanaan seri B dari Samsung Ventures kemarin (12/12). Tambahan modal itu bakal digunakan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis tahun depan.

Pendanaan di Travelio tersebut merupakan investasi kedua Samsung Ventures di Tanah Air, setelah Gojek. Pendiri sekaligus CEO Travelio Hendry Rusli mengatakan, kehadiran Samsung Ventures sebagai pemegagng saham menguntungkan perusahaan.

“Karena rekam jejak dan keahlian mereka akan mengarahkan kami untuk menjadi perusahaan yang diakui secara global dan memiliki reputasi baik," ujar Hendry dikutip dari DealStreetAsia, kemarin (12/12).

Hanya, Hendry tidak menyebutkan besaran investasi yang didapat dari Samsung Ventures.  (Baca: Startup Properti Travelio Dapat Rp 253 M dari Investor AS dan Tiongkok)

Travelio sebelumnya memperoleh investasi US$ 18 juta atau sekitar Rp 252 miliar dalam putaran pendanaan seri B pada November lalu. Saat itu, pendanaan dipimpin oleh perusahaan ekuitas swasta Pavilion Capital dan Gobi Partners. 

Hendry mengatakan, tambahan modal dari putaran pendanaan seri B akan digunakan untuk berinvestasi terkait pemasaran dan talenta. Perusahaan juga ingin menambah produk baru.

Pada Mei 2018, startup properti itu telah mengumpulkan US$ 4 juta dalam putaran seri A. Co-founder sekaligus Kepala Strategi Travelio Christina Suriadjaja sebelumnya mengatakan, sebagian besar dana digunakan untuk pengembangan teknologi. “Juga untuk menangkap pangsa pasar yang lebih besar dari inventaris secara lokal,” katanya.

Beberapa investor yang terlibat dalam pendanaan itu di antaranya Vynn Capital, Insignia Ventures Partners, IndoGen Capital, dan PT Surya Semesta Internusa Tbk.

(Baca: Bos Gojek Bocorkan Cara Kerja Teknologinya kepada 25 Startup)

Pada awalnya, Travelio menyediakan platform berbagi akomodasi (accommodation-sharing). Kini layanannya berkembang menjadi platform real estate online untuk penyewa lokal dan asing yang mencari tempat tinggal sementara dan/atau property dengan harga terjangkau.

Startup ini bekerja sama dengan pemilik dan pengembang properti untuk membantu mengelola dan memonetisasi properti mereka yang kosong. Hingga saat ini, perusahaan mengklaim telah bermitra dengan hampir 5 ribu penyedia properti di seluruh Indonesia.

(Baca: Diincar Startup India dan Lokal, RedDoorz Kaji Potensi Pasar Indekos)

Di Indonesia, beberapa startup justru mulai merambah indekos seperti OYO, Roomme, Kamar Keluarga, Mamikos dan lainnya. Survei Indonesian Property Watch 2018 juga menemukan, hampir separuh dari milenial di Jakarta memilih tinggal di indekos.

Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto sepakat bahwa bisnis indekos sangat potensial. Sebab, belum banyak perusahaan yang menyediakan hunian di lokasi strategis dengan harga terjangkau.

Kebanyakan pemain menyediakan apartemen atau hunian sewa di tengah kota untuk konsumen menengah ke atas. Karena itu, penduduk berpenghasilan menengah ke bawah memilih indekos. Hanya, menurutnya fasilitas indekos yang tersedia saat ini belum memenuhi harapan para pekerja.

“Kebutuhan orang untuk sewa hunian yang terjangkau dan lokasi strategis masih sangat besar, sementara pasokannya belum banyak. Saya lihat potensi ini cukup baik bagi pengembang dan pengelola yang ingin bermain dibisnis ini,” kata dia beberapa waktu lalu (9/10).

(Baca: Dapat Investasi, Startup Pencarian Indekos RoomMe Ingin Perluas Pasar)

Reporter: Cindy Mutia Annur