Startup penyedia layanan pencarian dan operator indekos, RoomMe mendapat investasi seri A dari modal ventura, BAce Capital. Investor terdahulu, yakni Vertex Ventures dan KK Fund berpartisipasi dalam pendanaan ini.
CEO RoomMe Glen Ramersan menilai, BAce memiliki pemahaman yang mendalam tentang pasar Asia Tenggara. “Mereka juga mampu memanfaatkan sumber dayanya di Tiongkok agar kami mendapatkan pemahaman mendalam tentang model bisnis serupa di berbagai wilayah,” kata dia dikutip dari Tech In Asia, kemarin (16/10).
Glen optimistis, dukungan dari BAce bakal menyempurnakan arah pengembangan bisnis RoomMe. Perusahaan berencana menggunakan dana itu untuk berinvestasi lebih lanjut terkait teknologinya dan memperluas cakupan layanannya.
(Baca: Pasarnya Potensial, Startup India hingga Lokal Rambah Indekos)
Perusahaan rintisan yang berdiri pada 2017 ini menyediakan layanan pencarian indekos berbasis teknologi. Startup ini juga menawarkan peningkatan operasional untuk pemilik indekos.
Setidaknya, perusahaan ini menawarkan beberapa layanan untuk pemilik indekos yang masuk di platform-nya. Di antaranya audit terhadap kondisi properti, layanan dan pekerja yang dibutuhkan, perawatan inventaris, hingga laporan keuangan per bulan.
RoomMe mengklaim sekarang mengelola ribuan kamar di ratusan bangunan di Indonesia. (Baca: Foto: Balada Kaum Urban dalam Sekotak Kontrakan)
Direktur pelaksana dan kepala Asia Tenggara BAce Mulyono mengatakan, indekos memiliki sejarah dan tradisi yang panjang di Tanah Air. “Mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia dan urbanisasi yang cepat, industri ini memiliki posisi yang baik untuk pembangunan. Pengguna kos, terutama remaja dengan kebiasaan digital, menuntut pengalaman yang ditingkatkan,” kata dia.
BAce Capital merupakan modal ventura yang didukung oleh Ant Financial. Perusahaan ini mengantongi komitmen modal US$100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun dari Ant Financial dan investor individu dari sejumlah negara, seperti Amerika Serikat (AS), Tiongkok, India, dan Asia Tenggara.
Startup asal India, OYO pun merambah layanan indekos dengan meluncurkan OYO Life. Country Head Emerging Businesses OYO Hotels & Homes Indonesia Eko Bramantyo mengatakan, peluncuran ini merupakan bagian dari investasi OYO di Indonesia, senilai US$ 300 juta.
“Di Indonesia, kami mendapat banyak permintaan dari asset partners untuk membawa solusi hospitality full stack kami ke pasar kos-kosan,” kata dia, beberapa waktu lalu (9/10).
(Baca: Generasi Milenial Gencar Cari Informasi Seputar Properti )
Saat ini, OYO Life hadir di delapan kota dan menyediakan 2.500 kamar. Eko mengatakan, perusahaannya menargetkan OYO Life bisa hadir di 10 kota dan menyediakan 10 ribu kamar hingga akhir tahun ini.
Di Asia, pemanfaatan co-living space atau indekos menjadi bagian dari gaya hidup milenial. Studi menunjukkan, 70 juta orang di Asia memilih untuk tinggal di indekos. Sepertiga di antaranya merupakan responden di Indonesia.
Survei Indonesian Property Watch 2018 juga menemukan, hampir separuh dari milenial di Jakarta memilih tinggal di indekos. Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto sepakat bahwa bisnis indekos sangat potensial. Sebab, belum banyak perusahaan yang menyediakan hunian di lokasi strategis dengan harga terjangkau.
(Baca: Kementerian PUPR Siapkan Rumah Bersubsidi untuk Milenial)