Jempol Jokowi untuk Go-Jek di Vietnam

Facebook/Go-Viet
13/9/2018, 10.40 WIB

Menurut Andre, rencana ekspansi Go-Jek ke Asia Tenggara disusun sebagai kesatuan. "Banyak fasilitas yang membantu pertumbuhan perusahaan teknologi masuk ke pangsa pasar ASEAN," kata Andre.

Mengenai penguasaan perusahaan teknologi di Asia Tenggara, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memiliki pendapatnya sendiri. Rudiantara mengatakan, pemerintah negara-negara ASEAN memang mendorong agar ceruk bisnis digital kawasan tidak hanya dikuasai raksasa Tiongkok, seperti Alipay atau Wechat.

"Saya bicara dengan Menteri-menteri di ASEAN bahwa kita harus membuka diri," katanya.

Strategi dan Kompetisi

Ketika masuk Vietnam, Go-Jek menggandeng mitra lokal dan menggunakan warna merah sebagai identitas perusahaan. Warna merah dan logo bintang pada atribut Go-Viet dipilih karena dianggap lebih dekat dengan identitas dan bendera Vietnam. "Karena kami ingin satu perusahaan yang menjadi lokal," kata Nadiem.

Nadiem juga menyatakan bahwa masyarakat Vietnam sudah cukup terbiasa dengan keberadaan ojek online. Karena itu, kehadiran Go-Viet tak mendapat tantangan dari ojek pangkalan, seperti yang terjadi pada Go-Jek pada awal kemunculannya di Indonesia.

Kompetitor Go-Jek di Vietnam, adalah Grab. Berbeda dengan Go-Viet, Grab di Vietnam tetap menggunakan atribut jaket dan helm warna hijau, layaknya di Indonesia.

(Baca juga: Saat CEO Grab Bicara Soal Persaingan dengan Go-Jek)

Baik Nadiem maupun CEO Go-Viet Nguyen Vu Duc juga tidak mengkhawatirkan persaingan dengan Grab. Duc juga menyebut, kompetisi akan selalu ada, terlepas dari bisnis apapun yang dikembangkan.

"Kalau kami mau mengembangkan e-wallet, di sini ada Zalopay dan Momo. Tapi ini baik, karena berarti masyarakat memiliki opsi," kata Duc.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution