Pandemi corona berdampak terhadap bisnis kopi, terutama karena aktivitas masyarakat di luar rumah dibatasi. Perusahaan jaringan kafe berbasis teknologi seperti Kopi Kenangan dan Fore Coffee, juga Starbucks menerapkan siasat untuk bertahan. Salah satunya, meluncurkan produk kopi literan.
Co-Founder sekaligus CEO Kopi Kenangan Edward Tirtanata mengungkapkan empat Langkah untuk mempertahankan bisnis di masa pandemi Covid-19. Pertama, mengembangkan fitur baru yakni pengiriman di aplikasi.
Hal itu karena kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mengubah kebiasaan konsumen, dari datang langsung ke kafe menjadi pesan-antar secara online. Perusahaan pun berusaha mengakomodasi kebiasaan baru ini.
"Kami melihat pendapatan dari layanan pengiriman meningkat signifikan," ujar Edward kepada Katadata.co.id, Rabu (13/5). Hanya, ia tidak memerinci peningkatannya.
(Baca: Kopi Kenangan Dapat Pendanaan Rp 1,62 Triliun meski Ada Pandemi)
Kedua, menawarkan produk-produk baru seperti kopi literan yang disebut 'Seliter Kenangan'. Produk ini dapat disimpan tiga hari di lemari es. Dengan begitu, pelanggan bisa menikmati Kopi Kenangan dengan biaya pengiriman yang lebih hemat.
Ketiga, meningkatkan kenyamanan pelanggan dan kebersihan produk, serta harga yang kompetitif. Perusahaan pun menggelar kampanye Senang alias Sehat Bersama Kenangan sejak 9 Maret lalu.
Perusahaan juga menerapkan protokol kesehatan seperti pemeriksaan suhu tubuh kepada karyawan dan mitra pengiriman. Selain itu, melakukan disinfektan area kerja, paket disegel plastik, serta menyediakan masker sdan sarung tangan non-medis.
Kopi Kenangan juga menggandakan kebijakan kebersihan dengan menerapkan sanitasi peralatan setiap jam menggunakan UV Waterless Sterilizer yang dapat membunuh 99,99% virus, bakteri dan kuman. "Kami pengecer pertama di Indonesia yang menerapkan sistem sterilisasi semacam ini," ujar Edward.
(Baca: Gandeng Airy, Fore Coffee Ekspansi Seribu Gerai Baru)
Keempat, terus berinovasi dengan produk-produk baru. "Misalnya, minggu ini kami meluncurkan Kopi Kenangan Jamu Series, bekerja sama dengan Nyonya Meneer,” kata dia. Setidaknya ada tiga varian baru yaitu Kunyit Kelapa Delight, Jahe Jeruk Squash, dan Sari Asam Splash.
Sedangkan Fore mengubah jam operasional atau tutup sementara beberapa gerai. Hal ini untuk mengikuti kebijakan dari manajemen gedung atau mal.
Fore juga menyiapkan beberapa langkah untuk bisa bertahan di tengah pandemi corona. Pertama, menghadirkan menu baru yang dapat menunjang kebugaran tubuh konsumen. Di antaranya Wedang Uwuh dan Temulawak Rempah.
"Respons dari konsumen cukup baik karena mereka membutuhkan minuman herbal tradisional agar tetap fit," ujar Head of Marketing and Business Fore Coffee Shintia Xu kepada Katadata.co.id.
Kedua, menawarkan kopi kemasan botol satu liter atau FOREveryone Pack. "Ini salah satu menu favorit Fore Friends (konsumen Fore Coffee)," ujar Shintia.
(Baca: Tren Baru E-Commerce: Restoran Jual Online Kopi Literan & Makanan Beku)
Fore menyediakan 9 varian menu kopi literan yakni Aren Latte, Shake Shake Latte, Latte, Roasted Latte, Klepon Latte. Lalu yang non coffee di antaranya Wedang Uwuh, Roasted Green Tea, Matcha, Chocolate.
"Kami melihat behaviour shift bahwa orang lebih banyak di rumah dan ingin membeli dalam bentuk kemasan yang bisa disimpan maupun dinikmati bersama keluarga," ujar Shinta.
Ketiga, menawarkan produk Do It Yourself di mana Fore Friends dapat membuat sendiri minuman atau makanan menggunakan produk Fore Coffee. Di antaranya kopi Deep Forest sachet ready to brew, Fore Coffee creamy powder chocolate, matcha, dan roasted green tea.
Keempat, selalu memastikan proses pembuatan minuman hingga pengemasan higienis. Kelima, menyediakan gratis ongkos kirim (ongkir) kepada pelanggannya. "Subsidi gratis ongkir ini berlaku untuk pemesanan melalui aplikasi Fore Coffee,” katanya.
Starbucks juga menjual kopi literan seperti Emerald Green Tea Latte, Creamy Vanilla Latte, Hibiscus Tea Lemonade. Produk ini bisa dipesan melalui GoFood dan GrabFood.
(Baca: Pemerintah Gaet Tokopedia Minimalkan Dampak Pandemi di Industri Kopi)
Sebagian pengusaha kopi juga menjual kopi literan melalui e-commerce. Toko Kopi Tuku misalnya, menjual kopi siap seduh, giling sampai siap saji ukuran satu liter.
Dua Coffee juga berjualan lewat Tokopedia sejak pandemi Covid-19. Co-Founder Dua Coffee Omar Karim Prawiranegara sekitar 80% penjualan di kedainya datang dari pemesanan secara online di Tokopedia.
Omar menjual beragam produk seperti biji kopi, kopi bubuk hingga kopi literan. Selain itu, Dua Coffee berinovasi dengan menghadirkan produk seperti makanan beku, siap saji dan camilan.
Penjualan kopi literan memang menjadi tren sejak ada pandemi corona. Sejumlah penjual kopi, seperti Tuku, Maxx Coffee, Roempi Coffee, Kopitagram, dan lainnya menjual kopi dengan satuan liter di e-commerce.
Di Bukalapak, penjualan produk kesehatan, makanan, serta hobi dan koleksi meningkat drastis selama Covid-19 mewabah di Tanah Air. Pencarian produk-produk ini naik lebih dari 10%.
Begitu juga dengan Shopee, yang mencatat bahwa penjualan produk kesehatan dan makanan meningkat paling tinggi selama pandemi corona. (Baca: Saingi Gojek-Grab, Pesan Makanan Bisa Lewat Google, Instagram, Shopee)