Perusahaan penyedia layanan on-demand, Gojek menyebutkan permintaan layanan ojek online atau GoRide mulai pulih saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta dan sekitarnya diterapkan. Pengguna layanan transportasi terintegrasi pun terus meningkat.
Head of Transport Gojek Group Raditya Wibowo menjelaskan, konsumen sempat beralih ke layanan taksi online atau GoCar saat PSBB. “Sekarang berangsur beralih ke GoRide lagi, walaupun (volumenya) lebih rendah dibandingkan sebelum ada pandemi corona,” kata dia dikutip dari Antara, Selasa (4/8).
Berdasarkan data Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), porsi kepercayaan masyarakat untuk menggunakan layanan ojek online 45% dari total pengguna aktif transportasi publik. Itu artinya, masyarakat memilih layanan ojek online saat masa tatanan kebiasaan atau normal baru (new normal).
Gojek mencatat, penggunaan layanan GoRide didominasi perjalanan ke simpul-simpul transportasi publik seperti stasiun KRL, MRT, dan halte Transjakarta. "Transportasi umum masih menjadi use case untuk GoRide," kata dia.
Decacorn Tanah Air itu memang menyediakan layanan transportasi terintegrasi. Layanan ini menghubungkan GoRide dan GoCar dengan fasilitas umum seperti stasiun dan halte bus. “Potensinya sangat besar,” ujar dia.
Perusahaan mencatat, pengguna layanan transportasi terintegrasi meningkat 46% per tahun. Order GoRide dan GoCar dengan tujuan stasiun MRT bahkan meningkat 550%.
Tujuan perjalanan GoRide dan GoCar yang paling sering dipesan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pun stasiun.
“Rata-rata, waktu yang ditempuh berkurang cukup signifikan, yakni sekitar 40%," ujar dia. Secara keseluruhan, jumlah pengguna aktif Gojek mencapai 20 juta di Indonesia.
Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pun menunjukkan, transaksi 62-85% mitra Gojek anjlok selama pandemi Covid-19, yang berdampak kepada pendapatan. Penurunan paling dalam dialami oleh mitra taksi dan ojek online.
Mayoritas dari 44.462 mitra pengemudi GoCar dan GoRide mengaku transaksinya turun. “Persentasenya 90%,” kata Peneliti LED FEB UI Alfindra Primaldhi saat konferensi pers secara virtual, Senin (3/8).
Mereka mengaku, permintaan turun 49-69% dibandingkan sebelum ada pandemi virus corona.
Secara keseluruhan, penerapan PSBB membuat proses transaksi menjadi tidak pasti. "Terjadi pembatasan jam operasional," katanya. Meski begitu, 90% mitra merasa mampu beradaptasi dengan kondisi pandemi ini.
Sebab, mereka mendapatkan dukungan teknologi dan merasakan manfaat dari beragam fitur di ekosistem Gojek. Selain itu, 90% mitra cenderung optimistis usahanya bakal kembali pulih.
Oleh karena itu, mayoritas dari mereka berencana tetap bermitra dengan Gojek dalam jangka panjang. "Mitra menyadari pandemi belum selesai dan terus berjalan. Tapi optimistis penghasilan akan kembali," ujar Primaldhi.