Startup penyedia layanan pesan-antar bahan pokok seperti Chilibeli meluncurkan Chilimart. Melalui layanan Business to Business (B2B) ini, perusahaan menyasar pelaku usaha mikro seperti tukang sayur hingga pemilik warung.
Commercial Manager B2B Chilimart Novel Leonardo menyampaikan, permintaan bahan pokok dari konsumen B2B seperti hotel, restoran dan kafe menurun selama pandemi corona. Untuk itu, Chilibeli menyasar konsumen individu seperti ibu rumah tangga.
Penjualan bahan pokok ke pelanggan individu pun meningkat saat pandemi virus corona. Hanya, Chilibeli tak memerinci peningkatannya.
Kini, Chilibeli ingin menggali potensi pasar dari segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Oleh karena itu, perusahaan meluncurkan Chilimart yang berfokus menyasar tukang sayur hingga pemilik toko kelontong.
“Tukang sayur harus buka di masa pandemi Covid-19, karena ada permintaan di sana-sini. Permintaan semakin tinggi, maka kami investasi lebih. Kami sediakan barang lebih lengkap agar bisnis lebih canggih,” kata Novel saat konferensi pers virtual, Rabu (25/8).
Apalagi, sebagian besar masyarakat Indonesia berbelanja di toko kelontong. Hal itu tecermin pada Databoks di bawah ini:
Selain itu, permintaan bahan pokok meningkat saat masa pagebluk ini. Di platform Chilibeli, produk yang diminati yakni bumbu dapur dan rempah-rempah, seperti bawang merah, cabai rawit, jahe, dan temulawak.
Untuk buah-buahan, banyak mitra dan konsumen Chilibeli yang membeli alpukat, lemon, dan durian. Sedangkan ayam dan telur lebih banyak dicari oleh konsumen individu.
Tingginya permintaan bahan pokok itu dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:
Di satu sisi, jumlah pelaku usaha mikro di Indonesia sangat banyak. Jumlahnya mencapai 63 juta atau 98,68% dari total UMKM di Tanah Air.
Atas dasar data-data tersebut, perusahaan meluncurkan Chilimart yang memungkinkan pengusaha mikro memesan bahan pokok dengan harga yang diklaim murah. Kualitas produk juga dijamin.
Pengusaha mikro pun bisa memperluas kategori produk jualan. “Mitra bisa mengeksplorasi barang baru, dari hanya FMCG menjadi lebih luas lagi,” kata Novel. Saat ini, Chilibeli telah menggaet 10 ribu mitra.
Secara keseluruhan, bisnis Chilibeli rata-rata tumbuh 150% setiap bulannya. Tahun ini, Chilibeli juga memperoleh pendanaan seri A US$ 10 juta atau sekitar Rp 157 miliar dari investor asal Amerika Serikat (AS) Lightspeed.