Saat ini, Banoo sedang dalam pembicaraan untuk mendapatkan pendanaan tahap awal (seed funding). “Kami terbuka unntuk bekerja sama dalam bentuk investasi, program CSR, riset maupun program pemberdayaan masyarakat,” ujar dia.

Startup Banoo dikembangkan oleh Azellia bersama rekannya pada 2018. Mereka yakni Fajar Sidik Abdullah Kelana, Lakshita Aliva Zein, Muhammad Adlan Hawari, dan Fakhrudin Hary Santoso.

Azellia mengaku ada beberapa tantangan dalam mengembangkan Banoo. “Utamanya, bagaimana approach para petani ikan dan mengedukasi mereka tentang manfaat teknologi Banoo terhadap produktivitas kolam,” katanya.

Ia dan rekan-rekannya juga harus membagi waktu dalam mengembangkan Banoo, karena startup ini dibangun saat mereka masih di bangku kuliah. Selain itu, banyak proyek dan rencana ekspedisi yang tertunda akibat pandemi corona.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat bahwa pelaku usaha perikanan budidaya tanah termasuk tambak terus tumbuh di masa pandemi Covid-19. Panen komoditas sektor ini pun diproyeksi 450 ribu ton.

Komoditas perikanan budidaya meliputi ikan air tawar, laut non-udang, dan udang. Panen ikan air tawar diprediksi 341.494 ton, budidaya ikan laut non-udang 4.400 ton, dan udang 104.941 ton. 

"Itu angka estimasi hasil panen April sampai Juni," kata Menteri Edhy Prabowo.

Meskipun permintaan produk ikan dari sektor hotel, restoran, dan kafe turun karena pandemi, namun order dari konsumen rumah tangga meningkat.

"Di tengah pandemi virus corona, konsumsi ikan tumbuh 3,1% dan lebih tinggi dari protein lainnya yang hanya 2,1%," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan