Saingi Gojek, Grab Gandeng Qasir Sediakan Kasir Digital untuk UMKM

Katadata/desy setyowati
Ilustrasi aplikasi Gojek dan Grab
Penulis: Desy Setyowati
22/9/2020, 14.10 WIB

Perusahaan penyedia layanan on-demand, Grab menggandeng startup Qasir untuk menyediakan sistem kasir digital atau point of sales (POS). Pesaingnya, Gojek lebih dulu meluncurkan layanan serupa melalui Moka.

Kolaborasi itu memungkinkan pelaku usaha, khususnya di industri kuliner untuk mencatatkan transaksi secara otomatis melalui sistem Qasir. “Kami menyediakan layanan paket kerja sama usaha dengan GrabFood. Usahawan dapat langsung menyimpan data transaksi GrabFood-nya di sistem POS Qasir,” kata CEO Qasir Michael Williem, dikutip dari siaran pers, Selasa (22/9).

Ia menyampaikan, sekitar setengah dari mitra usahawan Qasir bergerak di bidang kuliner. Michael optimistis, kerja sama ini dapat membantu penjual untuk memperluas pasar.

Secara tidak langsung, hal itu menjadi peluang bagi Qasir untuk menggaet lebih banyak pelaku usaha kuliner.

Michael mengatakan, sebagian besar usahawan mikro Qasir memiliki keterbatasan literasi produk digital. Di satu sisi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terpukul pandemi corona.

Oleh karena itu, perusahaan berfokus memberikan edukasi melalui beberapa fitur. Selain itu, meluncurkan layanan ‘Website Usaha’ untuk memasarkan produk, dengan biaya berlangganan kurang dari Rp 200 ribu per tahun.

Perusahaan rintisan itu juga berfokus membangun ekosistem ramah bagi usahawan dari berbagai skala, melalui sejumlah fitur gratis dan berbayar. Fiturnya disesuaikan dengan tipe dan fase usaha.

“Sejak pandemi Covid-19, platform digital yang tadinya dinilai sebagai alat bantu alternatif untuk kehidupan sehari-hari, berubah menjadi kebutuhan penting,” kata Michael.

Sedangkan pesaing Grab, Gojek mengakuisisi startup POS, Moka pada awal tahun ini. Perusahaan rintisan ini tetap menjadi entitas mandiri yang terintegrasi dengan ekosistem merchant Gojek.

Namun decacorn Tanah Air itu tidak menyebutkan nilai akuisisinya. Sedangkan sumber Bloomberg menyampaikan bahwa nilainya US$ 130 juta atau sekitar Rp 2,02 triliun.

Aksi korporasi itu membuat Gojek dan Moka memberikan solusi yang terintegrasi bagi mitra usaha. Solusinya terdiri dari pembayaran, pengantaran makanan, dan sistem POS, sehingga mendukung pertumbuhan dan digitalisasi UMKM.

Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengatakan, kerja sama itu dapat mempercepat digitalisasi UMKM. "Kami mengambil satu langkah lebih maju untuk bekerja dengan tim Moka menyediakan solusi dari hulu ke hilir, yang memberikan kesempatan untuk lebih banyak bisnis migrasi ke online,” kata dia, April lalu (30/4).

Apalagi UMKM kini terdampak pandemi virus corona. “Kami melihat bahwa bisnis online memiliki ketahanan yang lebih baik dibandingkan offline yang sangat tergantung pada kedatangan fisik konsumen,” kata Andre.

Per Juli lalu, pemerintah mencatat ada sekitar satu juta UMKM yang bergabung ke ekosistem digital selama pandemi. Ini artinya, jumlahnya hampir mencapai target 10 juta usaha hingga akhir tahun.