Disebut Minati Gojek, Telkom Ungkap Kriteria Startup Bidikannya

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi Telkom Indonesia
22/10/2020, 17.54 WIB

Perusahaan milik negara, Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dikabarkan berminat untuk berinvestasi di Gojek melalui Telkomsel. Badan usaha milik negara (BUMN) itu pun membeberkan kriteria startup yang diincar.

Direktur Digital Business Telkom Fajrin Rasyid menyampaikan, perusahaan berfokus mengembangkan layanan digital dengan tetap berpijak pada sektor konektivitas. “Kalau bicara digital, kami akan ekspansi tanpa meninggalkan konektivitas,” kata dia saat konferensi pers mengenai Program Indigo Batch 2, Rabu (21/10).

Sumber Katadata.co.id menyampaikan, Telkom membidik Gojek sejak akhir 2018. Dana yang disiapkan tidak kurang dari US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,35 triliun.

Namun, Fajrin enggan berkomentar ketika ditanya mengenai progres pembicaraan seputar inevstasi dengan Gojek.

Secara umum, perusahaan terbuka untuk menanamkan modalnya di perusahaan rintisan. “Kami bisa investasi baik melalui program Indigo atau lainnya,” kata Fajrin.

Direktur Keuangan Telkom Heri Supriadi sempat menyampaikan, perusahaan memang membidik pengembangan bisnis layanan digital. Selain itu, mengkaji skema yang tepat dan menguntungkan.

Telkom terbuka untuk bertumbuh secara organik dan anorganik dalam mengembangkan layanan digital. Organik yakni pengembangan dengan meningkatkan bisnis secara alami, sementara anorganik ditempuh melalui merger atau akuisisi.

Perusahaan menimbang rencana investasi dari sisi pengaruhnya terhadap aset yang dimiliki, seperti basis pelanggan dan infrastruktur. Dengan begitu, proses akuisisi atau merger diharapkan memberikan sinergi dan kolaborasi operasional yang akan membuat pelanggan loyal ataupun menambah pendapatan.

"Kami tidak melihat spesifik dari Gojek saja, tetapi melihat semua kesempatan untuk melengkapi layanan digital," kata Heri saat konferensi pers pada akhir Agustus lalu (27/8).

Telkom Bidik Gojek Lewat Telkomsel

Sumber Katadata.co.id menyampaikan, Telkom membidik Gojek sejak akhir 2018. Dana yang disiapkan tidak kurang dari US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,35 triliun.

Selain itu, isu itu muncul setelah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berdiskusi dengan Telkom untuk membuat aplikasi tandingan Gojek dan Grab. Namun, diskusi itu masih sangat awal.

Sebulan setelahnya, Telkom justru dikabarkan akan berinvestasi di Gojek. Isu ini muncul di saat Gojek menjajaki pendanaan baru.

Pada Agustus lalu, isu tersebut muncul lagi. Tiga sumber DealStreetAsia menyampaikan, Telkom dalam pembicaraan untuk menyuntikkan modal ke Gojek, melalui Telkomsel.

Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro tidak mengungkapkan langkah investasi perusahaan, karena terikat non-disclosure agreement (NDA) dengan pihak-pihak terkait. "Untuk itu, sepanjang belum ada kesepakatan dari pihak-pihak yang terlibat, kami tidak dapat memberikan informasi apapun ke publik," katanya kepada Katadata.co.id, hari ini (22/10).

Namun, ia mengakui bahwa perusahaan tengah memperkuat lini bisnis digital dari sisi konektivitas, platform, dan layanan. Dalam hal ini, Telkomsel menjalankan berbagai strategi, mulai dari pengembangan sumber daya yang sudah ada, skema kemitraan (borrow) ataupun memanfaatkan sumber daya eksternal (buy).

Sedangkan Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan, pemanfaatan sumber daya eksternal itu bisa melalui startup, unicorn maupun decacorn. Unicorn adalah perusahaan rintisan dengan valuasi US$ 1 miliar lebih, sementara decacorn lebih dari US$ 10 miliar.

Akan tetapi, perusahaan modal ventura besutan Telkom Group, MDI Ventures menyampaikan tak berinvestasi di Gojek.  "Kami tidak tertarik di Gojek karena bukan target," ujar CEO MDI Ventures Donald Wihardja kepada Katadata.co.id, Agustus lalu (25/8).

Alasannya, karena valuasi decacorn tersebut sudah terlalu tinggi. "Gojek sudah di luar target modal ventura, harus mencari private equity seperti TPG atau Warburg Pincus," katanya.

Meski demikian, ia tak menampik rencana investasi ke Gojek sempat dibahas oleh induk usaha. Namun, ia tak mengetahui kelanjutan rencana tersebut.

Namun, Tempo melaporkan bahwa Singapore Telecommunications Limited (Singtel) mempertanyakan alasan Telkomsel ingin berinvestasi di Gojek. Perusahaan telekomunikasi asal Singapura ini memiliki 35% saham Telkomsel.

Sedangkan rentetan investor Gojek yakni Sequoia Capital India, KKR, Warburg Pincus, Astra International, Google, JD.com, Meituan Dianping hingga Mitsubishi Corporations. Yang terbaru, decacorn ini memperoleh pendanaan dari Facebook dan PayPall.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan