Pemerintah berencana memberikan stimulus untuk industri pariwisata Rp 1 triliun pada akhir tahun. Startup penyedia layanan perjalanan berbasis digital (Online Travel Agent/OTA) Traveloka dan Tiket.com menyambut hal ini dengan beragam diskon untuk mendongkrak transaksi.
Traveloka akan menggelar program promosi Epic Sale 2020 mulai bulan ini. Unicorn nasional ini menggaet ribuan mitra di industri pariwisata untuk memberikan diskon hingga 80%.
Program promosi tersebut akan berlangsung selama 5-11 November. Diskon ini berlaku untuk berbagai layanan mulai dari pemesanan hotel, tiket pesawat, Traveloka Xperience, antarjemput bandara, shuttle atau travel antarkota hingga asuransi.
Epic Sale tahun lalu, tingkat kunjungan ke platform meningkat hingga 70 kali lipat. "Konsumen dapat menikmati promo spesial ini untuk memenuhi kebutuhan perjalanan dan gaya hidup," kata VP of Market Management Traveloka Accommodation Shirley Lesmana dalam acara peluncuran program Epic Sale 2020 secara virtual, Rabu (4/11).
Co-Founder Traveloka Albert mengatakan, program tersebut sejalan dengan langkah regulator mendongkrak industri pariwisata pada akhir tahun ini. "Ini diharapkan dapat terus selaras dengan upaya pemerintah dalam memulihkan sektor wisata di Indonesia dan mengaktifkan operasi bisnis berbagai pelaku usaha terkait," katanya.
Selain promosi, Traveloka meluncurkan beragam layanan yang dinilai sesuai dengan situasi pandemi corona. Fitur itu di antaranya tur virtual, tes risiko Covid-19, siaran langsung (live streaming) hingga paket donasi mulai dari Rp 11 ribu hingga Rp 27 ribu per porsi untuk mendukung mitra restoran Traveloka Eats pada Mei lalu.
Bisnis unicorn nasional itu mulai pulih. “Di tiga pasar domestik yang kami miliki yakni Indonesia, Thailand, dan Vietnam, pemulihan berjalan kuat,” kata President Traveloka Group Operations Henry Hendrawan dikutip dari Tech In Asia, Oktober lalu (20/10).
Di Indonesia, transaksi hotel mencapai sekitar 70-75% dibandingkan sebelum ada virus corona. Ini sejalan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus, sebagaimana Databoks berikut:
Jumlah pengguna aktif mingguan di Android juga pulih dibandingkan penurunan tajam pada Maret lalu, meski masih jauh dibandingkan pra-pandemi.
Ia pun mengatakan, perusahaan akan mencapai titik impas (break even point/BEP) pada akhir tahun atau awal 2021, jika industri perjalanan pulih setidaknya 50% dibandingkan sebelum ada pageluk Covid-19. Selain itu, akan segera meraih keuntungan.
Startup OTA lainnya Tiket.com pun bersiap menyambut stimulus pemerintah untuk mendongkrak industri pariwisata itu. Chief Marketing Officer Tiket.com Gaery Undarsa berharap, stimulus itu tepat sasaran.
"Misalnya, stimulus itu harus bisa mendorong orang berani lagi berwisata dan masuk ke pelaku pariwisata dengan harga yang lebih menarik," kata Gaery saat konferensi pers virtual, Senin lalu (2/11).
Perusahaan akan menyiapkan penguatan protokol kesehatan dalam menyambut stimulus itu. "Kami harap bisa turut andil dan terbuka lewat apapun untuk membantu industri pariwisata," ujarnya.
Selain itu, perusahaan mengubah produk dari wisata jarak jauh menjadi dekat rumah, dengan menambahkan berbagai pilihan atraksi dan objek wisata terdekat. Lalu, membuat program standardisasi protokol kesehatan dan kebersihan, 'Tiket Clean' agar pengguna merasa aman dari risiko tertular virus corona.
Perusahaan juga memberikan tiket flexi, yang memungkinkan pengguna memesan layanan meski belum menentukan tanggal perginya. Selain itu, menyediakan asuransi perjalanan gratis bagi pengguna. "Misalnya, setiap membeli tiket pesawat sudah termasuk free protection," ujar Gaery.
Pemerintah berencana memberikan stimulus Rp 1 triliun untuk industri pariwisata pada Desember. Ini berupa diskon paket pariwisata 50% per Nomor Induk Kependidikan (NIK).
Dengan stimulus itu, pemerintah berharap ada dampak berganda atau multiplier effect 4,58-5,85 kali atau senilai Rp 9,34 triliun-Rp 11,93 triliun. "Kami berharap ekonomi Indonesia kembali tumbuh 4,5-5% pada tahun depan,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dikutip dari siaran pers, September lalu (25/9).