Startup Solusi SDM Mekari Meraih Untung dari Aktivitas WFH

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Karyawan melakukan aktivitas di salah satu perkantoran Bank Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (14/9/2020).
10/12/2020, 18.29 WIB

Selama pandemi corona, banyak perusahaan yang menerapkan sistem bekerja dari rumah alias work from home (WFH) untuk meminimalkan risiko penularan virus corona. Startup solusi Sumber Daya Manusia (SDM), Mekari pun memanfaatkan tren ini dengan meluncurkan berbagai layanan baru, salah satunya Mekari Flex.

Mekari Flex merupakan platform digital yang terintegrasi dengan Human Resources Information System (HRIS). Ini memungkinkan perusahaan mulai dari skala kecil sampai menengah untuk mengelola tunjangan karyawan secara fleksibel.

Tunjangan yang dimaksud berbagai jenis pemberian dari perusahaan kepada karyawan, selain gaji, yang sifatnya non-tunai. Ini untuk menunjang kesejahteraan individu maupun keluarga karyawan.

"Mereka yang WFH harus tetap mendapatkan benefit, namun dilakukan secara fleksibel" ujar SVP CEO Office Mekari Arvy Egadipoera dalam acara Mekari Flex Virtual Launch, Kamis (10/12). "Tren pengelolaan karyawan yang banyak diadopsi saat pandemi corona, salah satunya flexible benefit.

Ia mengatakan, biasanya perusahaan harus mencari rekanan vendor atau pihak ketiga dalam memberikan benefit karyawan. Oleh karena itu, Mekari menyediakan paket solusi terkait pengelolaan tunjangan.

Rekanan vendor tersedia di platform. Vendor asuransi yakni Salvus dan Future Ready. Lalu, dari sisi kesehatan, ada Doogether, Good Doctor, Riliv, Triasse, Kulina, YellowFit Kitchen.

Kemudian, untuk gaya hidup terdapat Houzcall, Sayurbox, dan Cakap. "Setiap karyawan bisa langsung memilih benefit yang dibutuhkan melalui aplikasi dengan saldo yang sudah dialokasikan oleh perusahaan," ujar Arvy.

CEO Mekari Suwandi Soh menambahkan, selama pandemi pola penggunaan platfom Mekari berubah. "Ada permintaan untuk mental health, edukasi dan up-skilling karyawan," ujarnya.

Ia memproyeksikan layanan pengelolaan manajemen SDM secara digital tetap diminati meski pandemi Covid-19 usai. Sebab, pola kerja perusahaan mulai terbiasa berbasis digital.

"Kami memperkirakan permintaan layanan naik double digit (10% lebih) pada tahun depan," ujar Suwandi.

Chairman sekaligus Founder FutureHR (FTHR) Audi Lumbantoruan mencatat, engagement antara karyawan dan perusahaan sangat sedikit selama pandemi corona. Oleh karena itu, penggunaan solusi manajemen karyawan berbasis digital meningkat guna membantu perusahaan untuk mengatasi hambatan jarak.

Dengan perubahan kebijakan, beberapa perusahaan mengalami peningkatan produktivitas ketika tenaga kerja mereka jauh. Namun, untuk sebagian sektor, sistem WFH tidak cocok untuk diterapkan.

Oleh karena itu, ia memperkirakan banyak perusahaan menata ulang operasionalnya pada tahun depan. “Lebih banyak yang menunggu dan melihat (wait and see),” kata dia.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan