Ditopang Dua Syarat, 5G Bisa Dongkrak Bisnis E-Sports Indonesia

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Peserta berkonsentrasi saat mengikuti pertandingan Grand Final UniPin eSport Southeast Asia Cyber Arena (SEACA) 2019 di Jakarta, Jumat (8/11/2019).
21/6/2021, 18.38 WIB

Jaringan internet generasi kelima alias 5G tersedia di Indonesia sejak akhir Mei. Ketua Asosiasi E-Sports Indonesia (IeSPA) Eddy Lim menilai, teknologi akan mendongkrak industri sepanjang dua hal terpenuhi.

Pertama, akses yang merata. "Jangkauan 5G harus merata di seluruh Indonesia. Jika tidak, lebih baik 4G merata," kata Eddy kepada Katadata.co.id, Senin (21/6).

Kedua, kualitas jaringan. "Stabilitas jaringan internet ini penting untuk bisnis e-sports. Jika tidak sering terputus, akan bagus," ujar Eddy.

Apalagi turnamen e-sports biasanya disiarkan lewat layanan streaming seperti Twitch, YouTube Gaming, Facebook Gaming, dan Mixer. Ada pula yang tayang di televisi konvensional seperti ESPN dan Fox Sports. 

Sedangkan 5G memiliki tingkat keterlambatan pengiriman data alias latensi yang lebih rendah dibandingkan generasi sebelumnya. Ini yang membuat 5G mendukung kinerja teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT), Virtual Reality (VR), dan Augmented Reality (AR).

“Kecepatan 5G nanti bisa terpakai untuk banyak hal selama ini tidak bisa dilakukan,” kata Eddy.

Kecepatan internet masing-masing generasi jaringan internet 2G hingga 5G (Phone Arena)

Berdasarkan firma analis Stream Hatchet, jumlah penonton turnamen e-sports di platform video streaming naik 73% secara tahunan (year on year/yoy) pada 2020. Lama menonton rerata 500 juta jam per pekan.

IeSPA mencatat, terdapat 44,2 juta pemain e-sports di Tanah Air. Industri gim di Indonesia diramal tumbuh hingga lebih dari 30% tahun ini.

Sedangkan laporan Newzoo berjudul Global Market Games Reports 2020, Indonesia menjadi salah satu negara terbesar pengguna gim di pasar Asia Tenggara. Industri gim Nusantara juga memperoleh pendapatan US$ 1,74 miliar tahun lalu.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan