Tren Pendanaan Startup Meningkat, Kominfo Berharap RI Punya 2 Decacorn

Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta, pada 2018.
13/10/2021, 14.34 WIB

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate mengharapkan Indonesia mempunyai dua decacorn. Saat ini, Nusantara memiliki satu startup dengan valuasi di atas US$ 10 miliar yakni Gojek.

Gojek pun sudah bergabung dengan Tokopedia pada Mei, dan membentuk entitas gabungan bernama GoTo. “Semoga segera ada dua decacorn,” kata Johnny dalam OJK Virtual Innovation Day 2021, dikutip dari siaran pers, Rabu (13/10).

Johnny menyatakan, kolaborasi antar-kekuatan startup Indonesia semakin terlihat dari bergabungnya Gojek dan Tokopedia. Ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem ekonomi digital nasional melalui upaya kolaboratif.

“Dengan geliat potensi dan resiliensi tersebut, diperkirakan valuasi ekonomi digital Indonesia ke depan terus meningkat, yakni US$ 124 miliar pada 2025 dan US$ 315,5 miliar pada 2030,” ujarnya.

Indonesia juga memiliki delapan unicorn yakni Tokopedia, Traveloka, OVO, Bukalapak, J&T Express, OnlinePajak, Xendit, dan Ajaib. Unicorn merupakan sebutan bagi startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar.

Mengutip data Google, Temasek dan Bain pada 2020, pertumbuhan startup digital meningkat selama pandemi corona. Ini karena pengguna layanan digital melonjak.

Apalagi, ada 202,6 juta pengguna internet di Tanah Air per Januari. “Di samping itu, pengguna layanan digital di Indonesia mengalami pertumbuhan 37% selama pandemi Covid-19,” kata Johnny.

Data United Nations Conference on Trade and Development pada 2021 pun menunjukkan peningkatan bandwidth internet 35% secara global tahun lalu. Ini yang terbesar sejak 2013.

Lalu lintas data bulanan secara global pun diprediksi terus meningkat hingga 780 exabytes pada 2026. “Maka, adopsi teknologi digital menjadi katalisator bagi kemajuan di berbagai kehidupan dan aktivitas masyarakat, termasuk perkembangan ekonomi digital di Indonesia,” katanya.

Sebelumnya, Scale PR melaporkan bahwa jumlah startup Indonesia yang meraih pendanaan per kuartal II tumbuh 40,5% dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy) dari 74 menjadi 104. Angka ini meningkat 53% dibandingkan semester I 2019.

Nilai pendanaannya US$ 3,8 miliar atau naik 91% dibandingkan semester I 2020 US$ 2 miliar. Nilainya juga tumbuh 216% dari semester pertama 2019 sebesar US$ 1,2 miliar.

Startup e-commerce memperoleh total pendanaan hampir US$ 600 juta atau tertinggi. Dari sisi jumlah, fintech memimpin dengan 30 perusahaan rintisan meraih investasi.

Beberapa startup e-commerce yang memperoleh pendanaan pada semester I yakni Bukalapak, TaniHub, dan Sociolla. Sebelum IPO, Bukalapak mengantongi US$ 234 juta dari Microsoft, perusahaan dana abadi GIC, Emtek Group, BRI Ventures, dan Mandiri Capital Indonesia.

Kemudian TaniHub memperoleh pendanaan seri B US$ 65,5 juta. Sedangkan Sociolla meraih US$ 56,5 juta.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan mengatakan, startup e-commerce di Indonesia semakin matang. Ia pun menilai, perusahaan rintisan di bidang berpeluang besar untuk exit, termasuk IPO.

Exit strategy adalah pendekatan yang direncanakan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang akan memaksimalkan keuntungan dan/atau meminimalkan kerugian. Ini bisa berupa IPO, merger, atau akuisisi.

Oleh karena itu, ia menilai bahwa minat investor terhadap startup e-commerce meningkat. "Ini yang notabene memperluas cakupan investasi," kata Edward kepada Katadata.co.id, Senin (4/10).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan