Usai Disuntik Modal ADIA, Valuasi GoTo Diproyeksikan Capai Rp 400 T

Tokopedia
Ikon aplikasi GoTo
Editor: Yuliawati
21/10/2021, 17.13 WIB

GoTo Group baru saja mendapatkan pendanaan dari anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) sebesar US$ 400 juta atau sekitar Rp 5,7 triliun. Pendanaan itu diperkirakan mampu mendongkrak valuasi perusahaan hingga US$ 28,5 miliar atau Rp 403 triliun.

Pendanaan terbaru yang diterima GoTo mampu memberikan peningkatan valuasi secara signifikan sebelum  melantai di dua bursa (dual listing) tahun depan. GoTo memang berencana mencatatkan penawaran saham perdana ke publik atau IPO di bursa dalam negeri dan Amerika Serikat (AS).

"Pendanaan ini mampu meningkatkan valuasi GoTo menjadi sekitar US$ 28,5 miliar," kata sumber yang mengetahui masalah tersebut dikutip dari Reuters pada Kamis (21/10).

Setelah pendanaan pra-IPO rampung, sumber Reuters menyebut  valuasi GoTo diperkirakan menjangkau US$ 32 miliar atau Rp 452 triliun.

Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani mengatakan, upaya GoTo menggaet pendanaan sebelum IPO merupakan bagian dari proses book building. Proses tersebut merupakan penawaran awal yang akan menjadi dasar penentuan nilai IPO.

GoTo masih akan mengevaluasi apakah pendanaan baru sesuai dengan target valuasi mereka. Apabila pendanaan dari ADIA belum mampu memenuhi target, maka akan ada pendanaan lanjutan. "Harus di tambahkan lagi dari investor lain," kata Edward kepada Katadata.co.id, Kamis (21/10).

Penilaian valuasi ini menjadi lompatan besar dibandingkan angka valuasi saat awal merger Gojek dengan Tokopedia Mei lalu. Pada saat itu, berdasarkan data CB Insights, valuasi GoTo mencapai US$ 18 miliar atau sekitar Rp 254 triliun.

Sedangkan, Statista memperkirakan valuasi GoTo ketika itu sebesar US$ 17 miliar atau sekitar Rp 240 triliun. Pencapaian itu membuat GoTo masuk dalam daftar perusahaan teknologi bervaluasi tinggi di dunia.

CB Insight juga menyebut perusahaan merger decacorn Gojek dan unicorn Tokopedia tersebut menargetkan meningkatkan valuasi hingga US$ 40 miliar atau sekitar Rp 565 triliun."Perusahaan gabungan tersebut dilaporkan menargetkan valuasi hingga US$ 40 miliar jika go public," bunyi laporan CB insight, pada Mei lalu.





Anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) telah menyuntikkan dana sebesar US$ 400 juta atau lebih Rp 5,7 triliun kepada GoTo Group.

Transaksi tersebut merupakan investasi pertama ADIA ke dalam perusahaan teknologi Asia Tenggara, dan sekaligus investasi terbesarnya di Indonesia.

ADIA akan menjadi investor terbaru yang masuk ke dalam daftar investor global di GoTo saat ini, menyusul Alibaba Group, Astra International, Facebook, Global Digital Niaga (GDN), Google, KKR, PayPal, Sequoia Capital India, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent dan Warburg Pincus.

CEO GoTo Group Andre Soelistyo mengaku bangga menyambut ADIA sebagai investor terbaru di perusahaan dan yang pertama dalam penggalangan dana pra-IPO, di tengah persiapan bisnis untuk menggenjot pertumbuhan eksponensial untuk tahun-tahun mendatang.

Menurut dia, dukungan berskala besar seperti ini menegaskan keyakinan bahwa Indonesia dan Asia Tenggara akan menjadi tujuan besar selanjutnya untuk investasi teknologi.

ADIA merupakan lembaga pengelola dana investasi atau sovereign weath fund (SWF) global milik pemerintah UEA. ADIA yang berdiri pada 1976 bertugas menginvestasikan dana atas nama pemerintah UEA melalui strategi yang berfokus pada penciptaan nilai jangka panjang.

Investasi ADIA di GoTo merupakan investasi pertama terhadap perusahaan teknologi Asia Tenggara, dan sekaligus investasi terbesarnya di Indonesia.

ADIA memiliki portofolio pada sejumlah investasi seperti di sektor infrastruktur hingga sektor keuangan. Dikutip dari Crunchbase, jumlah Investasi ADIA mencapai 27 perusahaan yang tersebar di Amerika Serikat (AS), India, dan Eropa.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan