Perusahaan modal ventura besutan Telkom, MDI Ventures, memperkirakan ada unicorn baru di Indonesia tahun ini. Sektor startup yang berpeluang yakni teknologi finansial (fintech).
"Hingga akhir tahun, masih akan sangat kencang investasi di startup buat jadi unicorn," kata CEO MDI Ventures Donald Wihardja di acara HUB.ID, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rabu (17/11).
Unicorn merupakan sebutan untuk startup yang memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar. Indonesia memiliki empat unicorn baru tahun ini yakni J&T Express, OnlinePajak, Ajaib, dan Xendit.
Nama OnlinePajak sempat masuk daftar CB Insights bertajuk 'The Complete List of Unicorn Companies', tetapi belakangan menghilang.
Dengan begitu, Indonesia kini memiliki delapan unicorn termasuk Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, OVO. Selain itu, ada satu decacorn atau valuasi di atas US$ 10 miliar yaitu Gojek.
Menurut Donald, startup fintech yang mempunyai peluang besar menjadi unicorn baru. "Fintech sudah terbukti banyak mendapatkan pendanaan," ujarnya.
Sektor lain yang potensial yakni logistik, pertanian, dan pendidikan.
Ia optimistis, MDI Ventures berpeluang melahirkan unicorn baru tahun depan. "Ada dua atau tiga startup yang bersiap jadi unicorn dari MDI Ventures tahun depan," katanya. Perusahaan rintisan ini berasal dari sektor logistik dan hiburan.
Berdasarkan laman MDI Ventures, sejumlah startup yang disuntik modal seperti SiCepat, Alodokter, Amartha, Kredivo, Cermati, TaniHub, PrivyID, dan banyak lagi. Modal ventura ini juga berinvestasi di perusahaan rintisan asing seperti MPL dari India dan Anchanto di Singapura.
Sejauh ini, Kredivo mengklaim sudah menjadi unicorn. Ini disampaikan oleh Co-Founder sekaligus CEO FinAccel Akshay Garg saat konferensi pers virtual terkait pencatatan saham perdana alias IPO pada Agustus (3/8).
Startup di sektor fintech itu juga berencana IPO di bursa saham Amerika Serikat (AS). Kredivo juga mempertimbangkan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kemudian startup logistik dari MDI Ventures, SiCepat sempat disebut-sebut berpeluang menjadi unicorn. Perusahaan rintisan ini merampungkan pendanaan Seri B US$ 170 juta atau sekitar Rp 2,44 triliun pada Maret.
Sedangkan Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya memperkirakan ada 25 unicorn dalam beberapa tahun ke depan. "Potensinya ada," kata Erick dalam sesi wawancara di kantornya, Jakarta, pada September (23/9). “Semestinya bisa menjadi 25 untuk berapa tahun ke depan.